Mengapa kinerja ekspor industri Sumsel anjlok 17,32 persen?, ternyata ini penyebabnya

id ekspor sumsel,kinerja ekspor sumsel,ekspor sumsel anjlok,ekspor komoditas,ekspor industri

Mengapa kinerja ekspor industri Sumsel anjlok 17,32 persen?, ternyata ini penyebabnya

Kepala BPS Sumsel Endang Triwahyuningsih (kanan). (ANTARA/Dolly Rosana/20)

Palembang (ANTARA) - Kinerja ekspor industri Sumatera Selatan tercatat anjlok 17,32 persen sepanjang periode Januari - Mei 2020 karena penurunan nilai total ekspor di provinsi tersebut.

Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, ekspor sektor industri tercatat senilai 1,04 miliar dolar AS pada Januari – Mei 2020. Sementara itu, pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebanyak 1,2 miliar dolar AS.

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan sektor industri memiliki peranan dominan terhadap kinerja ekspor Sumsel.

“Share sektor ini hingga 72,91 persen terhadap keseluruhan nilai ekspor Sumsel, sehingga kalau turun pasti langsung berpengaruh,” kata dia.

Endang melanjutkan penurunan ekspor sektor industri berasal dari komoditas bubur kertas/pulp, karet remah (crumb rubber) dan kertas tisu.

Ekspor karet biasanya ditujukan ke Amerika Serikat. Namun, pada bulan lalu ekspor ke negara itu turun tajam hingga 27,07 persen. Sementara ekspor bubur kertas dan kertas tisu mayoritas ditujukan ke negara Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang.

“Padahal sektor industri merupakan penggerak perekonomian Sumsel serta banyak menyerap tenaga kerja,” ujar dia.

Tak hanya sektor industri yang merosot, kinerja ekspor sektor pertambangan turut terkontraksi sebagai dampak pandemi COVID-19. Selama lima bulan pertama, ekspor komoditas batubara dan lignit turun 10,27 persen.

Meski kinerja ekspor menurun, namun BPS mencatat bahwa neraca perdagangan Sumsel masih surplus.

“Masih surplus karena nilai ekspor masih lebih besar ketimbang impor, meskipun jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya surplus ini lebih kecil,” kata dia.

Pada bulan Mei 2020, Sumsel masih surplus sebanyak 182,89 juta dolar AS. Hal itu berasal dari kinerja total ekspor yang sebanyak 240,84 juta dolar AS sementara nilai impor mencapai 57,95 juta dolar AS.

“Secara negara tujuan, perdagangan kita masih surplus surplus dengan Tiongkok, Amerika Serikat dan Malaysia,” kata dia.