Ribuan pendatang dari berbagai daerah di Sumatera dan Jawa masuk Bengkulu

id Dishub Rejang Lebong ,virus corona,Pendatang, pendatang masuk bengkulu

Ribuan pendatang dari berbagai daerah di Sumatera dan Jawa masuk Bengkulu

Penumpang kendaraan umum menjalani pemeriksaan di pos gabungan perbatasan Rejang Lebong dengan Kota Lubuklinggau, Sumsel. (Foto Istimewa)

Rejang Lebong (ANTARA) - Petugas pos gabungan pemeriksaan di perbatasan Rejang Lebong dengan Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, mencatat ribuan orang dari berbagai daerah di Tanah Air masuk ke Provinsi Bengkulu melalui daerah itu.

Kepala Dinas Perhubungan Rejang Lebong, Rachman Yuzir di Rejang Lebong, Senin mengatakan jumlah pendatang ke sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu ini terpantau sejak didirikannya pos gabungan pemeriksaan kendaraan di perbatasan dengan Kota Lubuklinggau dengan Kecamatan Padang Ulak Tanding, Rejang Lebong pada 26 Maret lalu.

"Sampai dengan hari ini setidaknya sudah ada 3.000 an orang yang masuk ke Provinsi Bengkulu melalui jalur darat Kota Lubuklinggau, Sumsel," jelas dia.

Para pendatang yang masuk ke Provinsi Bengkulu tersebut kata dia, berasal dari berbagai daerah baik baik kota yang ada di Sumatera maupun dari Jawa dengan tujuan 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Para pendatang ini kebanyakan berasal dari pekerja pabrik yang perusahaannya tutup sementara akibat adanya wabah COVID-19, di mana mereka ini datang dengan menaiki kendaraan umum seperti bus, travel maupun kendaraan pengangkut barang.

Para pendatang ini di pos gabungan menjalani pemeriksaan suhu tubuh, pendataan serta penyemprotan disinfektan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Syamsir di tempat terpisah menyebutkan pemeriksaan kesehatan para pendatang ini mereka lakukan hanya pada malam hari saja terhitung sejak pukul 18.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB pagi.

Sedangkan untuk pemeriksaan pada siang hari dilaksanakan di Terminal Tipe-A di Kelurahan Simpang Nangka, Kecamatan Selupu Rejang terhitung dari pukul 06.00 WIB-18.00 WIB.

"Untuk tekhnis di lapangan kami hanya mengikuti dinas perhubungan saja, yakni pemeriksaan suhu tubuh para pendatang. Jika ada yang suhunya diatas ambang batas langsung dirujuk ke rumah sakit," kata Syamsir.

Sejauh ini dari ribuan orang yang telah menjalani pemeriksaan di pos gabungan perbatasan itu kata dia, belum ditemukan pendatang yang suhu tubuhnya diatas ambang 38 derajat celsius.