Palembang (ANTARA) - Sebanyak enam orang petani yang sedang membuka kebun cabai di Dusun Mringan, Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam minta dievakuasi lantaran mengaku telah melihat tujuh ekor harimau.
Staf Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA SKW Lahat, Wahid, Sabtu, mengatakan setelah diperiksa jejak-jejaknya ternyata yang dilihat enam petani tersebut merupakan sekelompok kerbau.
"Mereka itu malam hari mengintip ada segerombol hewan besar dari jarak 100 meter yang diyakini harimau, lalu mereka menelpon pemilik lahan agar dievakuasi karena mereka mau jalan ke pemukiman takut berpapasan dengan harimau," kata Wahid dihubungi dari Palembang.
Menurut dia tim gabungan Polisi, TNI dan BKSDA segera menyusul ke tengah kebun untuk menjemput keenam petani pada Sabtu pagi, lokasinya berjarak tiga kilometer dari batas wilayah hutan lindung atau satu jam berjalan kaki dari pemukiman.
Setelah dicek tanda-tanda jejak oleh BKSDA, harimau yang dikira enam warga tersebut dapat dipastikan gerombolan kerbau lepas liar milik warga lainnya, sebab pada dasarnya harimau termasuk hewan penyendiri yang kecil kemungkinan berkelompok lebih dari tiga ekor.
Meski demikian tim tetap membawa pulang keeanam petani tersebut demi keselamatan karena hutan lindung di dekat kebun itu masih termasuk kantong harimau, sehingga dimungkinkan bisa dimasuki harimau.
"Mereka sudah dua bulan di kebun itu dan memang minta dijemput karena ketakutan melihat berita-berita harimau sebulan terakhir, sementara waktu mereka tidak boleh ke kebun dulu," tambah Wahid.
Secara umum, kata dia, psikis warga Pagaralam di sekitar hutan lindung tampak masih trauma pasca tewasnya dua petani di Lahat dan Pagaralam akibat serangan harimau satu bulan terakhir.
"Bahkan saat warga lihat ada jejak hewan cepat-cepat lapor ke petugas, setelah diperiksa ternyata jejak babi hutan atau anjing, memang begitu khawatirnya warga," jelas Wahid.
Para petani yang berada di dalam hutan lindung sendiri sudah diminta keluar dan kembali ke pemukiman sampai situasi dinyatakan kondusif, namun pihaknya belum bisa memastikan bahwa semua petani di dalam hutan lindung sudah keluar.
Hutan lindung di Gunung Dempo memiliki luas 28.740 hektare yang berbatasan langsung dengan lahan masyarakat, perkebunan pemerintah, dan berbagai desa di Kabupaten Lahat serta Provinsi Bengkulu.
Berita Terkait
Drama berbalas serang Israel-Iran dan skenario konflikberikutnya
Jumat, 19 April 2024 11:27 Wib
Ini alasan Iran serang Israel , sesuai Pasal 51 Piagam PBB
Minggu, 14 April 2024 10:05 Wib
Mobil pemudik tertabrak KA di Serang
Sabtu, 13 April 2024 22:47 Wib
Pasukan Israel serang RS Al-Shifa dengan tank
Senin, 18 Maret 2024 16:25 Wib
Pembobol rumah kontrakan ditangkap ramai-ramai
Selasa, 12 Maret 2024 16:16 Wib
Pemain Wataru Endo siap bendung lini serang City
Minggu, 10 Maret 2024 9:35 Wib
Di Banten, empat nelayan tewas tersambar petir saat melaut
Senin, 5 Februari 2024 17:06 Wib
Militer Israel serang RS Al-Amal di Gaza elatan
Kamis, 1 Februari 2024 11:11 Wib