PT Bukit Asam bantu warga meski PLTU Sumsel 8 belum selesai
Palembang (ANTARA) - PT Bukit Asam mulai memberikan bantuan kepada warga di wilayah ring satu Pembangkit Listrik Tenaga Uap 8 Sumsel meski pembangunan konstruksinya belum selesai.
Deputy General Manager Huadian Bukit Asam Power (HBAP), Gusti Anggara, Jumat, mengatakan kontruksi PLTU 8 Sumsel yang dikonsorsiumkan dengan China Huadian Co. Ltd di Kabupaten Muara Enim tersebut masih dikerjakan sehingga belum mendapat keuntungan bisnis, namun pihaknya tetap menyalurkan bantuan kepada warga setempat.
"Bantuan kepada warga itu seperti pemberian sapi qurban, pengasapan jentik nyamuk, pembangunan jembatan gantung di Desa Penyandingan dan penambahan fasilitas untuk masjid di Desa Pulau Panggung," ujar Gusti Anggara.
Menurut dia pembangunan konstruksi pengerjaan PLTU dengan mulut tambang sebesar 2 X 600 MW atau terbesar di Indonesia itu ditargetkan selesai pada Maret 2022.
Karena itu secara formal saat ini belum ada kewajiban mengeluarkan dana Corporate Social Responbility (CSR), namun bantuan sosial tetap disalurkan sebagai itikad baik kepada masyarakat sekitar PLTU 8 Sumsel.
"Kami ingin warga ring satu mendukung pembangunan PLTU ini dengan segala kekurangan yang ada," katanya.
Selain bantuan sosial, PLTU 8 juga membantu dengan memperkerjakan warga lokal dalam pembangunan konstruksi dengan komposisi 70 persen lokal dan 300 asing.
PLTU 8 Sumsel sendiri masuk salah satu program pemerintah dalam meningkatkan elektrifikasi di Indonesia yang diharapkan menjadi tulang punggung keandalan pasokan listrik di Sumatera.
"Jadi nanti tidak ada lagi krisis listrik di Sumatera dan khusunya bisa menjadi penggerak ekonomi di Kabupaten Muara Enim," katany.
Deputy General Manager Huadian Bukit Asam Power (HBAP), Gusti Anggara, Jumat, mengatakan kontruksi PLTU 8 Sumsel yang dikonsorsiumkan dengan China Huadian Co. Ltd di Kabupaten Muara Enim tersebut masih dikerjakan sehingga belum mendapat keuntungan bisnis, namun pihaknya tetap menyalurkan bantuan kepada warga setempat.
"Bantuan kepada warga itu seperti pemberian sapi qurban, pengasapan jentik nyamuk, pembangunan jembatan gantung di Desa Penyandingan dan penambahan fasilitas untuk masjid di Desa Pulau Panggung," ujar Gusti Anggara.
Menurut dia pembangunan konstruksi pengerjaan PLTU dengan mulut tambang sebesar 2 X 600 MW atau terbesar di Indonesia itu ditargetkan selesai pada Maret 2022.
Karena itu secara formal saat ini belum ada kewajiban mengeluarkan dana Corporate Social Responbility (CSR), namun bantuan sosial tetap disalurkan sebagai itikad baik kepada masyarakat sekitar PLTU 8 Sumsel.
"Kami ingin warga ring satu mendukung pembangunan PLTU ini dengan segala kekurangan yang ada," katanya.
Selain bantuan sosial, PLTU 8 juga membantu dengan memperkerjakan warga lokal dalam pembangunan konstruksi dengan komposisi 70 persen lokal dan 300 asing.
PLTU 8 Sumsel sendiri masuk salah satu program pemerintah dalam meningkatkan elektrifikasi di Indonesia yang diharapkan menjadi tulang punggung keandalan pasokan listrik di Sumatera.
"Jadi nanti tidak ada lagi krisis listrik di Sumatera dan khusunya bisa menjadi penggerak ekonomi di Kabupaten Muara Enim," katany.