Padang, (ANTARA) - Pakar kebencanaan Universitas Andalas (Unand) Padang Badrul Mustafa mengemukakan peluit dapat menjadi alat pemanggil pertolongan setelah bencana terjadi sehingga layak menjadi salah satu peralatan mitigasi.
"Sebagai pegiat mitigasi bencana saya sering sampaikan dalam sosialisasi masalah kebencanaan tentang pentingnya peluit sebagai salah satu alat yang bisa memberi tahu pihak lain untuk memberikan pertolongan," kata dia di Padang, Minggu.
Menurutnya, ketika seseorang terkurung setelah terjadi bencana, alat ini dapat digunakan untuk memanggil pertolongan karena bunyinya yang keras dan bisa menarik perhatian.
"Peluit cukup efektif dengan tenaga yang kecil saja suaranya bisa nyaring terdengar sampai jauh, kalau kita memanggil memakai suara, lama-lama suara bisa habis," ujarnya.
Ia menyarankan di daerah yang rawan bencana maka warga bisa menyiapkan peluit sebagai salah satu alat yg disiapkan di setiap rumah atau tas siaga bencana.
Ini terinspirasi dari korban selamat dari tenggelamnya kapal Titanic yang dikisahkan korban itu berhasil diselamatkan oleh regu penolong setelah mendengar bunyi peluit, katanya.
Padahal, menurutnya, regu penolong sebelumnya hampir meninggalkan lokasi yang dipenuhi oleh mayat-mayat korban mengapung, namun korban bisa selamat berkat membunyikan peluit.
Sebelumnya korban sudah berteriak memanggil regu penolong, tapi dengan suara yang nyaris hilang karena keletihan dan lapar/haus setelah berjam-jam terapung di laut yang dingin, saat mendengar peluit keberadaannya langsung diketahui, kata dia.
Tak hanya mudah digunakan, peluit juga mudah didapat dan harganya terjangkau mulai dari Rp2.500 untuk jenis plastik hingga Rp5.000 untuk besi.*
Berita Terkait
Sejumlah provinsi berpotensi diguyur hujan sedang-lebat pada Kamis
Kamis, 25 April 2024 9:03 Wib
BMKG: Sistem informasi hidro-meteorologi RI layak jadi percontohan
Rabu, 24 April 2024 8:12 Wib
Jembatan Desa Keban Agung OKU Selatan rusak diterjang banjir
Selasa, 23 April 2024 21:45 Wib
BNPB: Skenario evakuasi warga penting walau status Gunung Ruang turun
Senin, 22 April 2024 13:35 Wib
Pemkab Muba siagakan alat berat di titik rawan bencana
Minggu, 7 April 2024 18:49 Wib
BPBD Sumsel petakan daerah rawan bencana hidrometeorologi saat mudik
Rabu, 3 April 2024 23:55 Wib
OKU salurkan bantuan kepada korban bencana alam
Rabu, 3 April 2024 22:16 Wib
Kementerian ESDM pantau potensi bencana selama libur Lebaran
Rabu, 3 April 2024 15:57 Wib