Walau terlihat sederhana, menciptakan visualisasi yang nyata bukanlah hal yang mudah karena harus memperhatikan komponen dan perpaduan properti yang digunakan, mulai dari pemilihan diecast berdetail sempurna hingga penyesuaian momen guna menciptakan kesan nyata dalam foto.
Pameran Diecast Expo 2018 pada 3-4 November lalu membuktikan bahwa penggemar diecast tidak hanya dari kalangan anak-anak, justru dominasi kalangan dewasa.
Pameran itu juga menggelar diskusi "Tips Motret Koleksi Diecast" bersama tiga pecinta diecast, Danis Khalifah, fotografer diecast dari komunitas Hotwheels Photography, Ari Aswin Founder Diecastindo, dan Iwan Kustiawan pembuat diorama.
"Sejalan dengan komitmen berkelanjutan kami untuk mengedukasi dan meningkatkan taraf hidup pengguna dan masyarakat Indonesia secara menyeluruh, bincang Shopee kali ini memberikan warna yang berbeda dengan mengangkat tema khusus untuk para pecinta miniatur kendaraan di Shopee Indonesia Diecast Expo 2018," kata Country Brand Manager, Shopee, Rezki Yanuar dalam keterangan pers yang diterima Antara, Senin.
Setidaknya ada tiga tips penting yang perlu diketahui dalam diecast photography, pertama adalah menyiapkan komposisi dan cerita.
Fotografer diecast Danis Khalifah mengatakan, sebelum merambah ke teknik dan komponen yang dibutuhkan, tentukan cerita yang ingin diangkat.
Danis menyatakan sering mencari inspirasi cerita melalui reka ulang adegan balap mobil atau rally favorit.
"Keunikan cerita juga tentunya bisa membuat hasil jepretan kalian nanti akan jadi jauh lebih menarik," katanya.
Setelah menentukan cerita, hal kedua adalah memadukan komposisi dengan tepat, terkait lokasi, sudut pengambilan, ukuran kendaraan (skala), dan properti penunjang lainnya seperti figur manusia, hewan, pepohonan, bangunan, dan banyak lagi.
Ketika memutuskan memotret indoor, misalnya, pencahayaan (lighting) menjadi komponen pendukung fotografi yang penting.
Untuk pemotretan outdoor, perlu dipahami bahwa waktu yang tepat untuk mendapatkan cahaya agar mendapatkan hasil foto yang nampak natural.
Hal ketiga adalah menyiapkan latar yang "menghidupkan" jepretan foto. Iwan memaparkan, diorama yang "hidup" harus bisa merekam detail keaslian dari kondisi latar yang sebenarnya.
Agar menghasilkan detail yang ciamik, fotografer harus berimajinasi, serta jeli membayangkan proporsi skala diorama yang akan dibuat.
"Enggak mungkin kan, orang yang kita buat setinggi pepohonan?" kata Iwan.
Selain imajinasi, kreativitas dan kesabaran juga penting dalam menentukan bahan dan komponen pembuatannya, sehingga diorama tidak selalu dibeli dari toko, melainkan cukup menggunakan bahan yang ada di sekeliling sebagai pemanis diorama.
Pameran Diecast Expo 2018 pada 3-4 November lalu membuktikan bahwa penggemar diecast tidak hanya dari kalangan anak-anak, justru dominasi kalangan dewasa.
Pameran itu juga menggelar diskusi "Tips Motret Koleksi Diecast" bersama tiga pecinta diecast, Danis Khalifah, fotografer diecast dari komunitas Hotwheels Photography, Ari Aswin Founder Diecastindo, dan Iwan Kustiawan pembuat diorama.
"Sejalan dengan komitmen berkelanjutan kami untuk mengedukasi dan meningkatkan taraf hidup pengguna dan masyarakat Indonesia secara menyeluruh, bincang Shopee kali ini memberikan warna yang berbeda dengan mengangkat tema khusus untuk para pecinta miniatur kendaraan di Shopee Indonesia Diecast Expo 2018," kata Country Brand Manager, Shopee, Rezki Yanuar dalam keterangan pers yang diterima Antara, Senin.
Setidaknya ada tiga tips penting yang perlu diketahui dalam diecast photography, pertama adalah menyiapkan komposisi dan cerita.
Fotografer diecast Danis Khalifah mengatakan, sebelum merambah ke teknik dan komponen yang dibutuhkan, tentukan cerita yang ingin diangkat.
Danis menyatakan sering mencari inspirasi cerita melalui reka ulang adegan balap mobil atau rally favorit.
"Keunikan cerita juga tentunya bisa membuat hasil jepretan kalian nanti akan jadi jauh lebih menarik," katanya.
Setelah menentukan cerita, hal kedua adalah memadukan komposisi dengan tepat, terkait lokasi, sudut pengambilan, ukuran kendaraan (skala), dan properti penunjang lainnya seperti figur manusia, hewan, pepohonan, bangunan, dan banyak lagi.
Ketika memutuskan memotret indoor, misalnya, pencahayaan (lighting) menjadi komponen pendukung fotografi yang penting.
Untuk pemotretan outdoor, perlu dipahami bahwa waktu yang tepat untuk mendapatkan cahaya agar mendapatkan hasil foto yang nampak natural.
Hal ketiga adalah menyiapkan latar yang "menghidupkan" jepretan foto. Iwan memaparkan, diorama yang "hidup" harus bisa merekam detail keaslian dari kondisi latar yang sebenarnya.
Agar menghasilkan detail yang ciamik, fotografer harus berimajinasi, serta jeli membayangkan proporsi skala diorama yang akan dibuat.
"Enggak mungkin kan, orang yang kita buat setinggi pepohonan?" kata Iwan.
Selain imajinasi, kreativitas dan kesabaran juga penting dalam menentukan bahan dan komponen pembuatannya, sehingga diorama tidak selalu dibeli dari toko, melainkan cukup menggunakan bahan yang ada di sekeliling sebagai pemanis diorama.