Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Badan Perfilman Indonesia (BPI) menilai perkembangan film nasional saat ini cukup menggembirakan, terlihat dari jumlah produksi film yang meningkat dari tahun ke tahun.
Ketua Bidang Fasilitasi Pembiayaan Film BPI Agung Santuasa melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu mengatakan saat ini produksi film nasional rata-rata mencapai lebih dari 100 judul per tahun dan untuk 2018 diperkirakan mencapai 200 judul.
"Sementera ini, tahun 2018 jumlah film Indonesia yang ditonton lebih banyak dari film asing," katanya dalam seminar perfilman nasional beberapa waktu lalu. Seminar bertema "Film Nasional Sebagai Unsur Ketahanan Budaya Bangsa", itu digelar Organisasi Karyawan Film dan Televisi (KFT) bersama Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) Rabu (24/10).
Pada kesempatan tersebut juga diputarkan film "Darah dan Doa", sebuah film perjuangan karya sutradara Usmar Ismail.
"Kalau kita bicara ketahanan budaya, orang Indonesia lebih suka menonton film Indonesia dengan konten Indonesia," ujar Agung.
Menurut budayawan Mohammad Sobary yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut, Indonesia memiliki modal budaya yang jauh lebih hebat dibandingkan Korea dan bisa digunakan untuk konten pembuatan film.
"Kita jangan kuatir dengan (perkembangan) film Korea, kita bisa membuat film yang lebih hebat," katanya.
Sementara itu pengamat perfilman Wina Armada menyatakan, saat ini Indonesia dijajah oleh Amerika secara ekonomi melalui film. Dia mengungkapkan, biaya produksi film-film Amerika tinggi namun harga tiketnya sama dengan film Indonesia, artinya hal itu merupakan dumping.
"Seharusnya pajak film impor juga lebih tinggi, karena biaya produksinya tinggi, tidak bisa disamakan dengan film nasional," ujar wartawan senior itu.
Kepala Pusbangfilm Maman Wijaya menyatakan, peningkatan jumlah produksi film nasional tidak ada artinya jika tidak diikuti oleh meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
"Dengan meningkatnya jumlah produksi, jumlah pekerja film akan bertambah. Jika pekerja makin bertambah berarti jumlah masyarakat yang lebih sejahtera juga meningkat," katanya.
Pada kesempatan itu Maman berharap perfilman nasional makin maju, ketahanan budaya makin kokoh dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
Berita Terkait
Diskusi bersama sineas, Anies sampaikan komitmen bangun ekosistem perfilman
Sabtu, 20 Januari 2024 16:52 Wib
Penghargaan pengabdian seumur hidup untuk Rima Melati
Rabu, 23 November 2022 14:05 Wib
Kebangkitan industri perfilman Indonesia di era pandemi
Minggu, 22 Mei 2022 10:09 Wib
BPI siapkan Dewan Etik ciptakan ruang aman pekerja film
Kamis, 21 April 2022 19:24 Wib
APROFI: Regenerasi dan pembajakan jadi tantangan di industri perfilman
Kamis, 31 Maret 2022 13:37 Wib
"Seperti Dendam" simbol bangkitnya perfilman di tengah pandemi COVID-19
Jumat, 19 November 2021 7:48 Wib
Pengalaman menulis naskah akademis usulan pahlawan nasional untuk Usmar Ismail
Minggu, 31 Oktober 2021 21:46 Wib
Garin Nugroho: FFI upaya bangun ekosistem perfilman
Senin, 11 Oktober 2021 9:45 Wib