PT Inka buat LRT belajar dari Jepang

id lrt,gerbong lrt,rangkaian lrt,pt inka,inka,inka belajar buat lrt,inka belajar dari jepang

PT Inka buat LRT belajar dari Jepang

Dokumen - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) berbincang dengan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri (kedua kanan) seusai uji coba dinamis secara terbuka di Stasiun LRT Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (27/5). (ANTARA Sumsel News/Nova Wahyudi/dol/18)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - PT Inka mempelajari teknologi dari Jepang dalam pembuatan sarana kereta, termasuk kereta rel ringan (LRT) dan kesiapan untuk memperluas pasar ekspor.

"Pengiriman teknisi dari PT Inka ke Jepang juga telah dilaksanakan beberapa waktu lalu ke perusahaan menufaktur di Jepang untuk meningkatkan pengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek internasional," kata Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Inka Hartono kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Hartono menjelaskan teknologi yang difokuskan, yaitu kontruksi badan kereta (car body) alumunium), selain itu penguasaan teknologi sistem produksi serta kemampuan untuk merakit sistem produksi di pasar lokal untuk neingkatkan kandungan komponen lokal.

"Dari sisi teknologi, kami mempersiapkan para teknisi untuk penguasaan teknologi yang terbaik, kerja sama teknisi dan transfer teknologi terus dilaksanakan dengan perusahaan manufaktur di luar negeri yang kemampuanya sudah jauh di atas Inka," ujar dia.

Untuk LRT sendiri, ia menjelaskan menggunakan produk sarana kereta api berpenggerak yang cukup rumit dalam sistem pengendaliannya.

"Sama dengan kereta listrik (EMU) maupun kereta listrik dan lokomotif," katanya.

Kerumitan pembuatan LRT, lanjut dia, cukup signifikan dibanding dengan kereta listrik biasa, termasuk pemasangan komponen dan elektroniknya yang jauh lebih kompleks.

Dihubungi terpisah, Pakar Transportasi Universitas Gadjah Mada Danang Parikesit menilai kemampuan jasa konstruksi Indonesia untuk membangun jalan rel sudah sangat baik.

"Beberapa BUMN Karya yang bekerja untuk MRT Jakarta juga kinerjanya baik, terutama dengan adanya pengawas dari Jepang yang sangat teliti," katanya.

Namun, menurut dia, kemampuan manufaktur sistem KA masih berfokus di gerbong/kereta (car).

"Sebagai sistem integrator seperti LRT Palembang mungkin sidah bisa `go international, tetapi komponen masih KA dan sistem penggerak masih harus kerja sama dengan `vendor internasional," katanya.