Telur dari Blitar, Brebes punya nama !

id telur asin,telur bebek, telur dari brebes,berita sumsel,berita palembang

Telur dari Blitar, Brebes punya nama !

Telur asin. (Ist)

Jadilah telur asin tetap dicap sebagai "made in" Brebes walaupun sebagian besar telur bebeknya dari peternak di Blitar, Jawa Timur
Semarang (ANTARA News Sumsel) - Menyebut telur asin, pasti teringat dengan Brebes, sebuah kota di sebelah barat Jawa Tengah yang dulu dikenal juga dengan kesuksesan peternakan bebeknya.

Peternak umumnya melakukan pemeliharaan sistem angon pada sawah dan kebun untuk menghemat biaya pakan, lambat laun sebagian beralih ke ternak sistem kandang yang sangat tergantung pakan pabrik.

Tidak semua peternak kandang mampu bertahan karena harga pakan yang tinggi. Inilah yang membuat produksi telur bebek sebagai bahan baku telur asin makin menurun. Akhirnya para pengusaha telur asin setempat menggunakan telur bebek dari daerah lain, salah satunya adalah Blitar, Jawa Timur.

Sejumlah pengusaha telur asin setempat mengaku, sekitar 80 persen kebutuhan telur bebek didatangkan dari daerah lain dan didominasi dari Blitar. Telur dari Blitar lebih disukai karena lebih besar, warna kuning telur yang lebih kemerahan, dan warna cangkang yang lebih seragam. Daerah lain yang memasok telur bebek adalah Demak dan Yogyakarta.

Jadilah telur asin tetap dicap sebagai "made in" Brebes walaupun sebagian besar telur bebeknya dari peternak di Blitar, Jawa Timur.

Sekitar enam tahun lalu, harga telur sangat ditentukan oleh pengusaha telur asin di Brebes, namun begitu produsen mengetahu produksi peternak Brebes yang terbatas, dan kualitas telur dari Blitar lebih baik, maka berbalik, produsenlah yang menentukan harga.

Menurut Adi, pengusaha telur asin setempat, saat ini harga telur dari Blitar mencapai Rp2.200 sampai Rp2.300 per butir atau lebih mahal dari telur lokal yang dihargai Rp1.900 sampai Rp2.000 per butir.
Proses Pembuatan telur asin. (Ist)

Harga jual telur asin dari telur bebek Blitar juga berkisar antara Rp3.500 sampai Rp4.500 per butir tergantung cara pengolahan dan penambahan cita rasanya. Saat ini ada yang orisinil, telur asin bakar, rasa udang, rasa keju, dan banyak variasi lain.

Cita Rasa Namun bagi kalangan tertentu yang paham cita rasa akan memilih telur asin yang diolah dari telur bebek lokal yang dipelihara dengan pemberian pakan ikan runcah hasil tangkapan nelayan.

Nurhasani, pengusaha telur asin dengan merk "Tiptop" mengungkapkan hasil telur asin yang diolah dari telur bebek lokal mempunyai kandungan minyak di kuning telur lebih banyak dan tekstur yang lebih kasar atau istilah setempat dengan sebutan "musir".

Ia bahkan kalau memberikan oleh-oleh untuk saudaranya di daerah lain selalu telur asin dari telur lokal karena mereka paham dengan cita rasa yang khas itu.

Semua kios buah tangan telur asin menjual dengan kemasan yang makin menarik, membuat siapapun tidak akan malu memberikan telur asin produksi Brebes, sebagai buah tangan.

Kelesuan Saat ini usaha telur asin di daerah penghasil bawang merah itu mengalami kelesuan akibat sudah beroperasinya jalan tol Pejagan-Brebes dua tahun lalu sehingga hanya pedagang di ruas Brebes Timur sampai Tegal yang masih bagus omset penjualannya.

Pada musim mudik 2018 ini, jalan tol sudah tembus sampai Pemalang dan jalan tol fungsional sampai Semarang. Ini menjadi petaka bagi pengusaha telur asin di Brebes karena jumlah kendaraan roda sempat yang melintas di depan kios-kios mereka dipastikan berkurang drastis.

Sebelum ada keberadaan tol, para pengusaha berani menyiapkan stok dua sampai tiga kali lipat dari normalnya. Namun menghadapi kenyataan akan terhubungnya jalur tol sampai Semarang membuat mereka hanya menyiapkan 20 persen dibanding stok hari-hari biasanya.

Nurhasani, pemilik Kios Tiptop mengatakan, pengalaman tahun lalu jumlah pemudik yang belanja oleh-oleh telur asin tidak sampai 5.000 telur sehingga tahun ini stok hanya sekitar 3.000 telur.

"Kami antisipasi karena mobil pemudik pasti banyak yang langsung ke Pemalang dan Semarang dan tidak keluar ke Brebes," kata pengusaha yang punya dua kios di jalur ke arah Jakarta dan arah Semarang itu.

Hal senada diungkap Adi, pemilik kios "Citra Rasa" yang letaknya sekitar 800 meter dari pintu tol Brebes Timur. Adi mengungkapkan, tahun ini hanya berani stok 3.000 dus sementara tahun sebelumya disiapkan 7.000 dus.

Ia memperkirakan musim mudik kali ini akan kembali turun penjualannya karena tol sudah bisa digunakan sampai Semarang.

Kedua penjual juga bersiap untuk menggeser kios mereka ke Pintu Tol Pemalang Barat yang bertemu jalur jalan nasional di Gandulan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.

Tawaran di Rest Area Para pedagang mengaku pernah didata oleh Pemkab Brebes untuk diupayakan mendapat kios di rest area jalan tol, namun belum ada kejelasan selanjutnya. Sebelumnya Bupati Brebes Idza Priyanti berharap pengelola jalan tol bisa memfasilitasi pembangunan rest area yang berada di sisi utara jalan tol untuk menampung usaha oleh-oleh khas Brebes itu agar omzetnya tetap terjaga.

Ia mengakui, usaha UMKM seperti pedagang telur asin dan bawang merah mengalami penurunan omzet penjualan akibat adanya jalan tol yang melintasi Kabupaten Brebes.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengaku telah mendapatkan keluhan para pengusaha kecil di Brebes tersebut dan akan dicarikan solusinya. Menhub mengatakan, pelaku ekonomi kecil itu akan diupayakan mendapat tempat di rest area sehingga mempunyai kesempatan menawarkan hasil produksi lokal kepada pengendara yang melintasi jalan tol.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi mengatakan tengah mendesain rest area khusus yang menampung para pengusaha oleh-oleh yang terimbas pembangunan jalan tol.

Ia menjelaskan, rest area khusus itu selain terhubung dengan jalan tol juga mempunyai akses dengan jalan arteri setempat.

Kita berharap, semoga ada jalan keluar bagi pengusaha setempat untuk menyelamatkan omzet mereka, agar nasib mereka tidak seperti rumah makan di Pantura Jawa Barat yang sebagian tak punya kesempatan hadir di rest area jalur tol.