Bakrie Sumatera akan konversi utang menjadi saham

id PT Bakrie Sumatera Plantation,restrukturisasi utang,saham,saham bakrie sumatera,Bursa Efek Indonesia

Bakrie Sumatera akan konversi utang menjadi saham

Ilustrasi. (ANTARA Sumsel/REUTERS)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) akan melakukan restrukturisasi sebagian utang sebesar Rp338,43 miliar melalui mekanisme konversi utang menjadi saham.

Direktur Utama Bakrie Sumatera Plantations Tbk Bayu Irianto dalam keterangan resmi kepada Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa, mengemukakan bahwa salah satu latar belakang rencana itu yakni mempertimbangkan modal kerja bersih perseroan per 30 September 2017 yang negatif sebesar Rp9,87 miliar dan total liabilitas yang telah melampaui 80 persen dari aset Perseroan yakni sebesar 96 persen.

Terkait dengan rencana itu, dipaparkan, perseroan berencana untuk meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada tanggal 8 Maret 2018 mendatang.

Bayu menjelaskan, saham baru yang diterbitkan oleh perseroan untuk mengonversi pinjaman perseroan kepada kreditur Indo Alam Resources (IAR) sebesar Rp130,95 miliar, Mateo Sagraha Atlantis (MSA) sebesar Rp67,08 miliar, PT Lingga Manik (LM) Rp12,08 miliar, Leonard Djajali (LD) sebesar Rp58,32 miliar, dan Loh Thim Fatt (LTF) sebesar Rp69,99 miliar.

Setelah melakukan pelaksanaan transaksi konversi utang menjadi saham baru, dikemukakan, dari sisi ekuitas perseroan mengalami peningkatan dari Rp507,77 miliar menjadi Rp846,21 miliar.

Selain itu pada sisi liabilitas perseroan, terjadi penurunan dari sebesar Rp13,95 triliun menjadi Rp13,61 triliun.

Dikemukakan pula bahwa penurunan utang yang diiringi dengan kenaikan ekuitas itu memperbaiki rasio utang perseroan terhadap aset dari sebelum terjadinya rencana transaksi yakni dari sebelumnya sebesar 96 persen menjadi 94 persen serta menaikan rasio lancar perseroan dari sebesar 0,12 kali menjadi 0,13 kali.

Namun setelah penambahan modal dari rencana transaksi perseroan menjadi efektif maka persentase kepemilikan dari pemegang saham lain akan mengalami penurunan (dilusi).
(T.KR-ZMF/I. Sulistyo)