Bulog Sumsel - Babel optimistis pengadaan beras 40.000 ton

id beras, bulog, produksi beras, perum bulog, pengadaan beras, Bakhtiar AS, Kepala Perum Bulog

Bulog Sumsel - Babel optimistis pengadaan beras 40.000 ton

Dokumentasi- Beras di gudang milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) milik Perum Bulog Divre Sumsel-Babel di Palembang.(ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/17) ()

Palembang (ANTARA Sumsel) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Sumatera Selatan dan Bangka BelitunG optimistis pengadaan beras bisa mencapai angka 40.000 ton hingga akhir 2017.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sumsel dan Babel, Bakhtiar AS di Palembang, Selasa, mengatakan target awal pengadaan beras sebanyak 158.000 ton, tetapi sudah direvisi menjadi 67.000 ton.

"Kami optimistis masih bisa mencapai angka 40.000 ton sampai dengan akhir tahun 2017, sekarang ini sekitar 30 persen. Saya mempunyai perhitungan sendiri bahwa kalau maksimal melakukan ini, kami akan kesulitan pada saat pendistribusiannya, kalau dulu ada gerai pasar raskin, kalau itu nanti tidak ada lagi," katanya.

Menurut dia, Bulog membeli seolah-olah makan-makan terus tapi tidak ada buangan, dikhwatirkan nanti berpotensi kerugian, apalagi uang negara yang dipakai cukup besar.

Lebih lanjut ia menyatakan pengadaan beras sekarang ini sudah mencapai 34.200 ton lebih.

Sumsel merupakan sentra produksi beras ternyata serapan kami sedikit berkurang setelah memang ada beberapa faktor tidak tercapai yang pertama, karena ada beberapa areal lahan gagal panen, ujarnya.

Kemudian yang kedua hasil produksi Sumsel juga banyak yang dinikmati oleh daerah-daerah provinsi tetangga, karena daerah sekitar kita seperti Bengkulu dan Jambi sebagian bersumber berasnya dari Sumatera Selatan.

"Jadi, itu salah satu faktor penyebab kenapa kami agak kesulitan kemudian ada pengaruh penerapan harga eceran tertinggi atau HET, untuk Sumsel HET ini beda Rp500, dengan provinsi tetangga," tuturnya.

Ia menyampaikan dengan HET yang lebih tinggi Rp500 itu maka mereka memilih menjual ke sana dibandingkan di daerah ini.

"Pedagang itu satu rupiah, 10 rupiahpun apalagi ini disparitas harganya sampai Rp500, tentunya hal ini ada pengaruhnya," katanya.

Sementara stok beras sekarang ini masih ada sekitar 21.740 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga sampai empat bulan ke depan.