Dua kecamatan di Muara Enim terendam banjir

id banjir, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, meluapnya Sungai Enim, warga harus mengevakuasi, barang rumah tangga

Dua kecamatan di Muara Enim terendam banjir

Ilustrasi-Banjir Dikawasan Padat Penduduk Seorang bocah membawa tabung gas melintasi banjir . (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/dol/16)

Muara Enim, (ANTARA Sumsel) - Dua kecamatan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, terendam banjir akibat meluapnya Sungai Enim setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu sejak Senin (14/11) malam.

"Jalan lintas tengah juga sempat terendam banjir, baru bisa dilintasi kendaraan 10 jam kemudian," kata Jhon (32), warga Bumi Ayu, Muara Enim, Selasa.

Menurut dia, wilayah yang paling parah terkena dampak banjir terpusat di Kecamatan Lawang Kidul, seperti di Desa Keban Agung, Gang Bangka Talang Gabus, Desa Tegalrejo, dan Desa Lingga.

Sejumlah warga harus mengevakuasi perabot rumah tangganya ke lokasi yang aman dari terjangan banjir setinggi lutut orang dewasa hingga tiga meter.

Warga dibantu tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Muara Enim, petugas PT Bukit Asam dan PT Pama serta Polres Muara Enim mengevakuasi warga yang terjebak banjir.

Bupati Muara Enim Muzakir Sai Sohar yang datang ke lokasi banjir meminta pihak terkait untuk segera melakukan penanganan terutama untuk masyarakat yang terkena dampak banjir.

"Saya perintahkan kepala Dinas Sosial Muara Enim dan perusahaan yang ada untuk segera membuat tenda-tenda darurat penampungan sementara dan juga dapur umum untuk para warga terkena dampak musibah banjir," katanya.

Kepala Dinas Sosial Muara Enim Teguh Jaya langsung mendata warga yang terkena dampak banjir di beberapa titik untuk segera dievakuasi.

Camat Lawang Kidul Rachmat Noviar menambahkan bahwa banjir tahun ini lebih besar di banding tahun sebelumnya.

"Kami persiapkan evakuasi dan pendataan warga di beberapa titik banjir di wilayah Desa Keban Agung, Gang Bangka Talang Gabus, Tegal Rejo dan yang terparah di wilayah Desa Lingga," katanya.

Diakunya, banjir tahun ini mengingatkan pada banjir tahun 1982 dan 1987 di Tanjung Enim.

Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, masyarakat yang terkena banjir mengalami kerugian materi cukup banyak, katanya.

Sementara informasi yang berkembang di tengah masyarakat, banjir terjadi akibat bendungan atau dam di daerah hulu Kecamatan Semendo jebol.