Sumsel targetkan KEK Tanjung Api-Api rampung 2018

id pempron sumsel, kawasan ekonomi khusus, tanjung api-api, pembangunan, infrastruktur

Sumsel targetkan KEK Tanjung Api-Api rampung 2018

Ilustrasi - Proyek pembangunan. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menargetkan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin rampung pada 2018 untuk mempercepat hilirisasi karet, sawit, dan batu bara.

Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki di Palembang, Senin, mengatakan, saat ini KEK Tanjung Api-Api dalam proses penyediaan lahan sembari mereklamasi Tanjung Carat yang akan dijadikan dermaga samudera.

Pemprov Sumsel berencana mereklamasi lahan seluas 3.000 hektare di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin supaya bisa disandari kapal berkapasitas 7.000 DWT.

"Pembangunan tak berapa lama lagi dilakukan setelah penyediaan lahan selesai. Saat ini, Sumsel menanti investor untuk masuk, sejauh ini sudah ada beberapa negara yang berminat seperti Tiongkok, Korea, India, dan beberapa negara Timur Tengah," kata mantan Bupati Ogan Komering Ilir ini.

Ia mengatakan, nantinya KEK akan memiliki luas 4.045 hektare yang terdiri atas reklamasi Tanjung Carat 2.015 hektare dan lahan darat 2.030 hektare.

Pada kawasan itu akan dikembangkan industri meliputi coal gasification, pembangkit listrik, coal liquefaction, pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik ban, pengolahan cpo, kilang minyak, dan industri hilir petrochemic.

Kepala Badan Promosi dan Penananman Modal Daerah (BKPMD) Sumsel Ruslan Bahri menambahkan keberadaan KEK ini akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar luar negeri karena barang yang diproduksi akan lebih murah.

"Jika dibandingkan Thailand dan Vietnam, justru Indonesia (Sumsel) yang akan lebih menguntungkan karena Pelabuhan Tanjung Api-Api ini sangat strategis yakni berada di tengah-tengah, sehingga mudah menuju ke Eropa atau ke negara Asia lainnya. Nantinya, Singapura akan menjadi outlet saja," kata dia.

Sumatera Selatan dikenal sebagai provinsi yang kaya sumber daya alam yakni perkebunan sawit dan karet serta mineral batu bara.

Namun, keberadaan SDA itu tidak meningkatkan perekonomian Sumsel secara signifikan karena produk harus diangkut ke pelabuhan di Lampung dan Jakarta sebelum dikirim ke luar negeri karena Pelabuhan Boom Baru di Palembang tidak bisa dilalui kapal berukuran besar.