Sanitasi Australia-Indonesia segera terealisasi di Palembang

id limbah, pengolahan limbah

Sanitasi Australia-Indonesia segera terealisasi di Palembang

Ilustrasi - Pengolahan limbah (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Program sanitasi kerja sama pemerintah Australia dan Indonesia segera terealisasi di Palembang Sumatera Selatan, setelah pemerintah setempat menentukan lima titik tempat pembangunan instalasi pengolahan limbah.

Program Officer Water dan Sanitation Nur Fadrina Mourbas di Palembang, Rabu, mengatakan pemerintah Australia sangat mengapresiasi langkah yang diambil Pemerintah Kota Palembang dalam penyerapan dana hibah tersebut mengingat sejumlah kota/kabupaten kerap terkendala dalam penyediaan lahan.

"Tidak semua kota mau berkomitmen seperti Palembang, mulai dari pembebasan lahan hingga membuat desain instalasinya. Yang patut diacungi jempol, pemerintah kota mau mengeluarkan dana terlebih dahulu untuk beragam kebutuhan sebelum akhirnya diganti oleh pemerintah Australia," kata dia.

Ia menerangkan pemerintah Australia dalam program sanitasi air limbah ini mengharapkan peran aktif dari pemerintah kota/kabupaten karena bantuan yang diberikan sifatnya hanya stimulus.

"Dana hibah ini bisa diberikan setelah pemerintah merealisasikan terlebih dahulu. Artinya sifatnya rembes (mengganti uang yang sudah dikeluarkan, red), dengan kata lain setelah lulus verifikasi maka biaya yang dikeluarkan akan diganti semua," katanya.

Terkait dengan penggantian dana pembangunan infrastruktur ini, menurutnya, pemerintah Australia telah siap membantu sambungan pengolahan air limbah di 2.000 titik rumah warga dengan nilai Rp4 juta per sambungan atau total Rp8 miliar.

"Nilai ini yang menyebutkan adalah pemerintah Kota Palembang, jika memang benar maka akan dicairkan segera setelah proyek selesai," kata dia.

Kepala Bappeda Kota Palembang Syafri Nungcik mengatakan program yang telah direncanakan sejak 2010 ini tak berapa lama lagi akan terealisasi karena lima titik yang dijadikan target pembagunan instalasi pengolahan air limbah untuk kawasan telah ditentukan.

Kelimanya adalah Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Sako, Kecamatan Sematang Borang, Kecamatan Sukarami dan Kecamatan Gandus.

"Targetnya ada di 10 kawasan, tapi untuk tahap awal ini di 5 kawasan terlebih dahulu dengan 1.000 sambungan ke rumah warga, diperkirakan dana yang terserap sekitar Rp4 miliar, nanti yang sisanya akan dikejar berikutnya," kata Syafri.

Selain menyiapkan instalasi pengolahan limbah untuk kawasan, pemerintah kota juga akan menyerap dana hibah Australia untuk instalasi pengolahan limbah perkotaan.

Pemerintah kota telah menyiapkan lahan seluas 5,7 hektare di Kelurahan Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni yang sudah dibebaskan dari kepemilikan warga sejak 2012.

"Lingkungan hidup sehat tentunya memerlukan sarana sanitasi yang baik, inilah yang dikejar Pemerintah Kota Palembang. Selama ini warga membuat septic tank sendiri-sendiri sehingga mengotori air tanah. Jika air limbah warga ini dikelola secara terpusat maka potensi kerusakan lingkungan dapat ditekan," ujar dia.

Pemerintah Australia bekerja sama dengan pemerintah daerah di Indonesia membangun infrastruktur sanitasi demi penyelamatan lingkungan dengan mengucurkan dana hibah sekitar 200 juta dollar Australia.

Realisasi program ini terbagi tiga, program sambungan sanitasi ke rumah, program sarana pengolahan limbah terpusat skala kawasan (sAIIG), dan pembangunan sarana pengolahan limbah skala perkotaan (city sewerage).