Tiga kecamatan di OKU belum ambil raskin

id raskin, jatah raskin oku

Tiga kecamatan di OKU belum ambil raskin

Stok beras untuk keluarga miskin (FOTO ANTARA)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Tiga kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, hingga saat ini belum mengambil jatah beras untuk masyarakat miskin yang sudah disiapkan oleh Bulog Sub-Divre OKU.

"Tiga kecamatan tersebut, yakni Sinar Peninjauan, Banding Agung, serta Buay Pemanca Ribu Ranau Tengah belum mengambil jatah beras untuk masyarakat miskin (raskin) sejak enam bulan terakhir," kata Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Ogan Komering Ulu (OKU), Meizarani di Baturaja, Minggu.

Dikatakannya, tiga kecamatan itu belum mengambil jatah raskin, karena dananya belum terkumpul.

"Perangkat kecamatan setempat mengaku sampai hari ini dana untuk menebus raskin belum terkumpul, sehingga jatah mereka sejak enam bulan terakhir belum diambil," ungkapnya.

Ia mengimbau, ketiga kecamatan tersebut segera menebus jatah raskin yang sudah disiapkan, karena jika sampai 31 Desember 2014 belum diambil, maka sesuai aturan jatahnya akan dianggap hangus.

"Kan sayang kalau hangus," katanya.

Sementara mengenai jatah raskin untuk OKU Induk, OKU Timur dan OKU Selatan secara keseluruhan, Meizarani mengungkapkan, jumlahnya mencapai 928 ton perbulan yang diperuntukan 61.930 Rumah Tangga Sasaran (RTS) Penerima Manfaat (PM).

"Setiap RTS PM mendapat jatah raskin sebanyak 15 kilogram perbulan," ujarnya.

Selain OKU Raya, pihaknya juga menyuplai raskin untuk Kota Prabumulih, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali), Lahat, Pagaralam dan Kabupaten Empat Lawang.

"Total stok raskin yang kita siapkan di gudang adalah sebanyak 15 ribu ton pertahun. Sebagian besar raskin itu kita peroleh dari daerah penghasil Kecamatan Belitang, OKU Timur," tegasnya.

Mengenai kenaikan harga beras di pasaran, yang kini sudah tembus Rp10 ribu perkilogram, Meizarani mengatakan, kenaikan itu masih dalam batas wajar, sehingga Bulog belum akan melakukan operasi pasar untuk menekan harga.

"Jika kenaikan harganya sudah di atas 15 persen dari nilai jual normal, maka kami segera melakukan operasi pasar bekerja sama dengan instansi terkait," katanya.

Namun, lanjut dia, kenaikan yang terjadi saat ini kami nilai masih dalam batas wajar.

Apalagi harga yang naik itu hanya terjadi pada beras kualitas super saja, sedangkan kualitas medium dan biasa masih stabil.