Kota Gaza, Palestina (ANTARA) - Pemerintah di Gaza pada Ahad (7/1) menyerukan agar 6.000 korban luka serius dirawat di luar negeri di tengah bencana kemanusiaan akibat blokade dan serangan Israel yang hingga kini masih berlangsung.
Melalui pernyataan, kantor media di Gaza menjelaskan “situasi bencana” di bidang kesehatan akibat serangan Israel sejak 7 Oktober.
Menurutnya, 30 rumah sakit di wilayah kantong itu tidak dapat beroperasi saat lebih dari 58.000 orang terluka akibat agresi Israel.
“Kami meminta saudara-saudara kami di Mesir untuk segera membuka perbatasan Rafah dan mengizinkan evakuasi 6.000 korban luka serius dari Gaza guna mendapatkan perawatan sebab rumah sakit di Jalur Gaza tidak sanggup melayani pasien yang begitu banyak,” katanya. .
Hanya 10-20 korban luka yang katanya diizinkan untuk dievakuasi setiap hari. Situasi tersebut semakin membebani warga Palestina yang terluka, yang jumlahnya terus bertambah, seperti dikutip dalam pemberitaan itu.
Berita Terkait
Pertamina Hulu Energi salurkan bantuan untuk korban banjir di OKU
Senin, 13 Mei 2024 19:15 Wib
Sejumlah warga korban banjir di OKU kena gatal-gatal
Senin, 13 Mei 2024 18:12 Wib
Sorang gadis dianiaya perampok, Pemkab Garut gratiskan biaya pengobatan di RS
Minggu, 12 Mei 2024 21:00 Wib
Gubernur Sumbar turun ke jurang bantu evakuasi korban longsor
Minggu, 12 Mei 2024 20:28 Wib
Korban banjir di OKU jalani pemeriksaan kesehatan di Posko Trauma Center
Minggu, 12 Mei 2024 20:25 Wib
Sinergi dengan PDAM, Semen Baturaja distribusikan air bersih untuk korban banjir OKU
Minggu, 12 Mei 2024 20:02 Wib
Bupati OKU antarkan bantuan untuk korban banjir di daerah terisolasi
Minggu, 12 Mei 2024 17:59 Wib
11 korban meninggal dalam kecelakaan bus di Ciater, satu diantaranya warga setempat
Minggu, 12 Mei 2024 7:00 Wib