Ketinggian air Sungai Batanghari capai 9,43 meter

id Jambi,permukaan air sungai batangharim,surut,berita sumsel, berita palembang

Ketinggian air Sungai Batanghari capai 9,43 meter

Sungai Batanghari yang dilalui kapal pengangkut batubara.(ANTARA/nanang mairiadi)

Jambi (ANTARA) - Sungai Batanghari Jambi tampak mulai mengering ditandai dengan ketinggian air yang hanya mencapai 9,43 meter sebagai akibat fenomena El Nino yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan air, meskipun aktivitas pelayaran di sungai terpanjang di Sumatera itu masih normal.

"Sungai Batang Hari mulai mengering akibat fenomena El Nino atau suhu panas yang tinggi membuat air sungai mulai mengering dimana saat ini ketinggian muka air hanya 9,43 meter dari batas normal muka air 10,50 meter," kata Staf Bidang Hidrologi BWAS Provinsi Jambi, Rendy, di Jambi Senin.

Ketinggian muka air Sungai Batang Hari mulai surut atau mengering mulai terjadi sejak akhir Juli 2023 dan surutnya muka air terjadi secara berangsur. Bila kondisi hari tanpa hujan diperkirakan permukaan air sungai Batanghari akan terus surut.

Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Provinsi Jambi mencatat dalam beberapa hari terakhir ini dari permukaan 9,5 meter dan kini surut lagi menjadi 9,43 meter atau di bawah standar dan dari tahun ke tahun Sungai Batanghari selalu mengalami pasang surut pada Agustus, hal ini disebabkan karena puncak musim kemarau setiap tahunnya.

"Sejauh ini surutnya air sungai tidak mengganggu ketersediaan atau pasokan pengguna air seperti untuk Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) dan maupun perusahaan air lainnya karena ketersediaan air masih sangat tercukupi untuk wilayah Provinsi Jambi," kata Rendy.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa pemanasan global memicu pergeseran pola musim dan suhu udara yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi.

Salah satunya adalah kejadian kekeringan akibat dipicu oleh El Nino seperti saat ini, bahkan diperparah dengan ulah manusia yang berujung pada kebakaran hutan dan lahan dan akibatnya dapat memicu makin meningkatnya emisi karbon dan partikulat ke udara.