100 warga Palembang jadi kader Dapur Sehat Atasi Stunting

id Program DAHSYAT,Nestl Indonesia,BKKBN,Stunting,Kampung KB

100 warga Palembang jadi kader Dapur Sehat Atasi Stunting

BKKBN bersama Nesle Indonesia menggelar Live cooking untuk membentuk kebiasaan makan baik sejak dini dalam acara Seminar Gizi Peningkatan Kapasitas Kader Kampung Keluarga Berkualitas (KB) sebagai Upaya Menuju Keluarga Bebas Stunting di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (7/7/2023). (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Sebanyak 100 orang warga Kota Palembang, Sumatera Selatan dipersiapkan menjadi kader program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi kasus anak stunting di kota setempat.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto dalam seminar Peningkatan Kapasitas Kader Kampung Keluarga Berkualitas (KB), di Palembang, Jumat, mengatakan DAHSYAT merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.

Pada kesempatan itu ratusan orang kader diberikan penyuluhan dan praktik langsung terkait pengolahan makanan tambahan tepat gizi, dari bahan pangan yang mudah didapatkan di lingkungan sekitarnya.

“Pemenuhan makanan tambahan yang tepat gizi ini adalah yang utama untuk mengatasi stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak,” kata dia.
 

Maka dari itu, ia menyebutkan semua pihak terkait di kota Palembang harus wujudkan DASHAT sebagai bentuk persiapan menuju keluarga bebas stunting untuk Indonesia maju.

BKKBN mencatat sampai Juni 2023, program DASHAT telah mencapai 3.530 di seluruh Indonesia.

Menurutnya, Kota Palembang, Sumatera Selatan, dipersiapkan sebagai prototipe program tersebut setelah sebelumnya pada 2022 BKKBN bekerjasama dengan Nestlé Indonesia telah mengakselerasi program DASHAT di Kampung KB Desa Gintungkerta dan Kelurahan Karawang Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Hal demikian dikarenakan berdasarkan survei  SSGI saat ini angka prevalensi anak stunting di Palembang masih tersisa 16,1 persen. Sementara secara nasional ditargetkan turun menjadi 14 persen tahun 2024.

Sementara itu, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan mengatakan penyuluhan itu penting sebab para kader memiliki peran kunci dalam menyampaikan informasi tentang besarnya manfaat gizi seimbang dan praktik kebiasaan baik kepada keluarga yang harus dilakukan sejak dini.

Khususnya para ibu dengan menjaga asupan makanan mulai dari memenuhi kebutuhan gizi saat hamil, kata dia.

Ia menjabarkan bahwa penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi dalam jangka panjang.

Gangguan pertumbuhan anak yang dicirikan dengan tubuh yang lebih pendek dari rata-rata anak seusia tersebut, menurut dia, dapat dicegah dengan memastikan pemenuhan kebutuhan gizi anak dalam rentang usia nol sampai 60 bulan.

Selama anak dalam rentang usia tersebut para ibu direkomendasikan memberikan makanan yang mengandung banyak protein hewani, vitamin, zat besi, dan zink yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh.

Menurut dia, protein hewani bisa diperoleh dari daging ayam, daging sapi, dan ikan segar, telur yang bagian kuningnya masih utuh, serta susu segar yang warnanya putih kekuningan.

Prof. Ali mengatakan bahwa bahan-bahan makanan sumber protein hewani tersebut mudah didapat, apalagi Sumatera Selatan yang termasuk daerah penghasil komoditas pangan dan peternakan.

"Ingat untuk mengonsumsi tiga porsi sumber protein hewani sehari untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian," kata dia menambahkan.

Maka dari itu, menurutnya, memberdayakan para kader merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman gizi di masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mendorong perubahan perilaku menuju pola makan yang sehat dan pencegahan stunting.*
 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 100 warga Palembang disiapkan jadi kader Dapur Sehat Atasi Stunting