Jakarta (ANTARA) - Lembaga riset Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menilai pentingnya distribusi hewan ataupun daging kurban ke daerah pelosok demi pemerataan kebutuhan protein hewani.
"Daerah prioritas intervensi gizi melalui kurban ini didominasi oleh daerah luar Jawa dengan karakteristik umum adalah daerah tertinggal dan terisolir," ujar Direktur IDEAS Yusuf Wibisono di Jakarta, Senin.
Yusuf mengatakan tantangan pengelolaan kurban Indonesia secara umum adalah pelaksanaannya yang terdesentralisasi di ribuan panitia kurban lokal temporer yang tersebar di seluruh negeri.
Pelaksanaannya berbasis masjid, mushala, pesantren, hingga lembaga pendidikan dan perusahaan. Kondisi tersebut berpotensi membuat distribusi tidak merata, yang mencerminkan kesenjangan pendapatan antar-wilayah di Indonesia.
Maka dari itu, kata dia, untuk intervensi daging bagi kelompok termiskin dibutuhkan reformasi kurban.
Berita Terkait
Sapi terjangkit LSD tidak sah sebagai hewan kurban
Rabu, 24 April 2024 15:58 Wib
Grab Indonesia potong sapi kurban satu ton dan ratusan kambing
Rabu, 5 Juli 2023 16:45 Wib
Idul Adha 1444 H, Bukit Asam salurkan 145 sapi dan 56 kambing
Senin, 3 Juli 2023 14:12 Wib
Warga Musi Banyuasin gunakan daun untuk bungkus daging kurban
Jumat, 30 Juni 2023 15:23 Wib
Juleha sembelih sapi kurban presiden di Masjid Agung Palembang
Kamis, 29 Juni 2023 18:45 Wib
Kemenkumham Sumsel memotong puluhan hewan kurban di lapas
Kamis, 29 Juni 2023 11:09 Wib
Panitia kurban Palembang mendukung pembagian daging tak gunakan plastik
Kamis, 29 Juni 2023 11:08 Wib
Palembang jadikan momen memulai gerakan tanpa sampah plastik
Rabu, 28 Juni 2023 23:19 Wib