Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS pada Selasa ini karena ekspektasi Bank Sentral AS yang jeda menaikkan suku bunga pada Juni 2023
"Data ekonomi AS yang dirilis semalam menunjukkan pertumbuhan di bawah ekspektasi pasar seperti data aktivitas sektor jasa dan pesanan pabrik. Survei CME Fed Watch Tool menunjukkan kenaikan probabilitas bahwa Bank Sentral AS akan melakukan jeda di Juni ini dari 74,75 persen menjadi 77,1 persen," ujar dia ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa.
Secara berkala, CME disebut mengadakan survei ke pelaku pasar mengenai probabilitas penetapan suku bunga acuan AS pada rapat moneter yang akan berlangsung. Saat ini, suku bunga tetap memiliki probabilitas lebih besar dibandingkan probabilitas kenaikan 25 bp.
Selain karena faktor di atas, persetujuan terkait penyelesaian batas utang AS mendorong pelaku pasar berani masuk ke aset berisiko.
Berita Terkait
Rafael nilai kemenangan dari Korsel U-23 sebagai kinerja tim
Jumat, 26 April 2024 10:31 Wib
Rupiah melemah seiring rilis data PDB AS lebih rendah
Jumat, 26 April 2024 10:21 Wib
Rupiah bergerak stabil seiring pasarrespons positif kenaikan BI-Rate
Kamis, 25 April 2024 9:49 Wib
Rupiah berpeluang melemah dipengaruhi konflik di Timur Tengah
Senin, 22 April 2024 9:46 Wib
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
Rupiah diperkirakan bergerak sideways jelang libur Lebaran
Jumat, 5 April 2024 12:26 Wib
Rupiah merosot dipengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi AS
Rabu, 3 April 2024 10:51 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.962 di tengah kenaikan inflasi domestik
Selasa, 2 April 2024 11:06 Wib