Kabupaten OKU tetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan

id Siaga karhutla, musim kemarau, relawan peduli api, daerah rawan karhutla, BPBD OKU, rambu Karhutla,Kabupaten OKU tetapk

Kabupaten OKU tetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan

Puluhan hektare lahan di Kabupaten OKU terbakar akibat karhutla. (ANTARA/Arsip Edo Purmana/22)

Baturaja (ANTARA) - Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menetapkan status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) memasuki musim kemarau tahun 2022 ini.

"Penetapan status siaga ini, mengingat OKU salah satu daerah di Sumsel yang rawan terjadi karhutla saat musim kemarau," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Komering Ulu, Amzar Kristopa didampingi Manager Pusdalops, Gunalfi di Baturaja, Selasa.\

Menurut dia, berdasarkan siklus normal suhu udara di Kabupaten OKU tertinggi setiap tahunnya terjadi pada bulan September-Oktober dengan curah hujan dibawah normal atau lebih rendah dari biasanya.

Baca juga: Melestarikan Lanskap Sembilang Dangku
Namun, pada dasarian ini musim kemarau diprediksi terjadi pada awal Mei 2022 yang berpotensi menimbulkan karhutla di daerah itu.

Oleh sebab itu, saat ini pihaknya telah menetapkan status siaga agar peristiwa karhutla dapat ditanggulangi sedini mungkin.

Selain itu, BPBD OKU juga telah memasang rambu peringatan bencana alam di daerah rawan karhutla dan bencana banjir di wilayah itu.

"Ada dua rambu yang dipasang yaitu peringatan bencana kebakaran hutan dan lahan dan bencana banjir," katanya.

Baca juga: KLHK gugat perusahaan pembakar hutan lahan PT RKA Rp1 triliun

Dia menjelaskan, rambu-rambu peringatan dini bencana alam tersebut disebar di dua kecamatan yaitu rambu karhutla di Kecamatan Sosoh Buay Rayap, sedangkan rambu peringatan dini banjir dipasang di Kecamatan Lubuk Batang.

"Dua kecamatan ini merupakan salah satu daerah paling rawan bencana karhutla dan banjir di Kabupaten OKU yang terjadi hampir setiap tahun," katanya menjelaskan.

Adapun tujuan pemasangan rambu peringatan dini bencana alam tersebut untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dan hutan dengan cara membakar karena berpotensi menimbulkan karhutla.

Sebab, kata dia, dampak yang ditimbulkan dari pembakaran hutan dan lahan dengan cara brutal sangat merugikan masyarakat dan negara, baik dari sektor kesehatan, ekonomi serta lingkungan.

"Kami juga telah menyiagakan ratusan personel BPBD dibantu tim relawan api di setiap kecamatan agar peristiwa karhutla dapat ditanggulangi sedini mungkin," ujar dia.

Baca juga: Pemkab OKI utamakan pencegahan atasi karhutla
Sejauh ini, kata dia, berdasarkan hasil pemetaan terdapat 10 kecamatan di OKU rawan karhutla meliputi Kecamatan Pengandonan, Lubuk Batang, Muarajaya, Semidang Aji, Baturaja Barat, Baturaja Timur, Sosoh Buay Rayap, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya dan Kecamatan Lengkiti.

Ke-10 kecamatan ini dipetakan sebagai daerah rawan karhutla karena masih banyak terdapat hutan serta lahan perkebunan milik warga yang mudah terbakar saat musim kemarau panjang.

"Untuk itu masyarakat selama musim kemarau ini diminta agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar supaya tidak menimbulkan karhutla," ujarnya.
Baca juga: Kisah perempuan tangguh pilot helikopter pembom air