Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan tercatat mengalami inflasi 0,42 persen pada Desember 2021 yang dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam dan cabai rawit.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Zulkipli di Palembang, Senin, mengatakan minyak goreng mengalami kenaikan cukup signifikan sehingga memiliki andil 0,14 persen dalam pembentukan inflasi diikuti daging ayam ras 0,08 persen dan telur ayam ras 0,07 persen.
"Minyak goreng tetap tinggi walau sudah dicabut aturan boleh menjual minyak curah di akhir tahun," kata dia.
Namun, terdapat bahan makanan yang justru turun pada akhir tahun seperti tomat yang memberikan andil deflasi 0,04 persen, diikuti bawang putih dan bahan bakar rumah tangga masing-masing 0,01 persen.
Kenaikan harga minyak goreng ini cukup menjadi sorotan karena secara inflasi tahunan memiliki andil tertinggi yakni mencapai 0,44 persen, kemudian disusul sewa rumah 0,22 persen dan daging ayam ras 0,18 persen.
Sedangkan komponen yang menekan inflasi Sumsel pada 2021 yakni penurunan harga cabai merah yang menyumbang deflasi 0,22 persen, diikuti bawang merah 0,12 persen dan beras 0,11 persen.
Inflasi Desember 2021 yang terjaga menyebabkan inflasi tahunan kalender Sumsel Januari-Desember 2021 serta inflasi secara tahunan (yoy) tercatat 1,82 persen atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 1,98 persen.
Dari dua kota yang dipilih dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Selatan yakni Palembang dan Lubuklinggau, tercatat Palembang mengalami inflasi 0,42 persen pada Desember 2021, dengan inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 1,84 persen.
"Inflasi Kota Palembang relatif menyamai inflasi tingkat provinsi karena memang kota ini memberikan andil hingga 90 persen untuk pembentukan inflasi provinsi," kata dia.
Sementara itu, Kota Lubuklinggau mengalami inflasi 0,35 persen dengan inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,63 persen.
Berdasarkan catatan, inflasi tertinggi sepanjang tahun di Sumsel terjadi pada November 2021 yakni sebesar 0,56 persen di Palembang. Sedangkan deflasi terendah pada Juni 2021 sebesar 0,001 persen di Palembang.
BPS juga mencatat inflasi tahun kalender 2021 sebesar 1,82 persen itu lebih banyak dipengaruhi kelompok laju pertumbuhan harga makanan dan minuman dan tembakau sebesar 2,73 persen.
"Artinya adanya gejolak harga komoditas volatile food sangat berpengaruh pada tahun ini untuk pembentukan inflasi di Sumsel," kata dia.
Kemudian disusul oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik yang tumbuh 2,12 persen, lalu komponen rekreasi, olahraga dan budaya 2,72 persen.
Berita Terkait
Kemenkumham Sumsel tingkatkan peran penyidik PNS dalam penegakan hukum
Sabtu, 27 April 2024 6:53 Wib
Balai Karantina Sumsel turunkan tim mitigasi penyebaran penyakit SE pada kerbau
Sabtu, 27 April 2024 6:51 Wib
Kejati Sumsel tetapkan satu tersangka korupsi jaringan komunikasi desa
Jumat, 26 April 2024 21:41 Wib
Pendaftaran paten di Sumsel relatif masih sedikit
Jumat, 26 April 2024 18:51 Wib
Ernando Ari: Kami ingin menjadi juara Piala Asia U-23
Jumat, 26 April 2024 16:42 Wib
Polda Sumsel tetapkan Aiptu FN jadi tersangka kasus "debt collector"
Jumat, 26 April 2024 16:06 Wib
Ilmuwan sebut rotasi Bumi melambat, hari jadi lebih panjang
Jumat, 26 April 2024 14:55 Wib
OKU dapat tambahan pupuk bersubsidi dari Dinas Pertanian Sumsel
Jumat, 26 April 2024 14:31 Wib