Jakarta (ANTARA) - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan kasus oknum polisi menembak polisi sebenarnya tidak perlu terjadi jika atasan mampu melakukan deteksi dini perilaku anak buahnya.
"Atasan harus memperhatikan perilaku anak buahnya, misalnya mendadak beringas, gampang emosi, tensi tinggi," katanya, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Jumat, menanggapi insiden polisi tembak polisi yang kembali terjadi.
Neta mengingatkan jika atasan menemukan anggotanya yang perilakunya menunjukkan keanehan, seperti mudah emosi dan sebagainya harus merekomendasikan untuk psikotes ulang.
"Kemudian, dia jangan dikasih pegang senjata dulu. Kedua, jangan dikasih tugas yang berat, apalagi bersentuhan dengan masyarakat," katanya.
Pemantauan perilaku anggota, kata dia, menjadi tugas atasan langsung dalam unit kerja terkecil dan secara berjenjang melaporkan kepada unit kerja yang lebih tinggi.
"Yang paling 'concern' kan yang setiap hari bertemu dengan anak buahnya. Atasan paling bawah, misalnya kepala regu. Kan ada itu," katanya.
Namun, diakui Neta, mekanisme itu yang seringkali diabaikan oleh jajaran kepolisian sampai akhirnya terjadi kasus penembakan oleh polisi semacam ini berulang lagi.
Dari catatan IPW, kasus polisi tembak polisi terakhir terjadi pada Oktober 2017 ketika anggota Brimob menembak temannya sesama anggota di lokasi tambang minyak rakyat di Blora, Jawa Tengah.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Saputra Hasibuan mengakui kondisi kejiwaan setiap personel polisi sulit dideteksi setiap saat meski sudah ada mekanisme pemberian senjata api.
"Dalam hal ini perlu para pimpinan satuan kerja, baik itu kapolsek, kapolres meneliti perilaku setiap anggotanya yang aneh-aneh," kata Edi.
Sebelumnya, terjadi penembakan terhadap Bripka RE oleh Brigadir RT di Polsek Cimanggis, Depok, Kamis (25/7) malam, karena RT merasa kesal permintaannya tak dituruti korban RE.
Perselisihan bermula dari RE yang juga anggota Samsat Polda Metro Jaya mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ, pada Kamis malam.
Kemudian datang orangtua pelaku berinisial Z bersama dengan Brigadir RT ke Polsek Cimanggis, yang meminta dengan nada keras agar FZ dibina oleh orang tuanya.
Bripka RE menolak dengan nada keras sembari menjelaskan bahwa proses sedang berjalan. Brigadir RT yang naik pitam kemudian menembak Bripka RE hingga meninggal di lokasi.
Berita Terkait
Polisi: Selebgram Chandrika Chika dan rekan akan jalani rehabilitasi di Lido
Jumat, 26 April 2024 13:10 Wib
Polisi buru 10 oknum debt collector viral kasus penembakan
Kamis, 25 April 2024 16:17 Wib
Polisi tindaklanjuti aksi pemalakan terhadap sopir truk yang viral di medsos
Kamis, 25 April 2024 15:46 Wib
Polisi evakuasi ODGJ hendak lukai keluarganya
Rabu, 24 April 2024 15:55 Wib
Polisi dalami penyalahgunaan narkotika oleh selebgram Chika
Rabu, 24 April 2024 15:49 Wib
Polres periksa lima oknum polisi diduga keroyok warga
Rabu, 24 April 2024 11:48 Wib
Polisi buru pemasok rokok elektrik ganja kepada selebgram
Rabu, 24 April 2024 8:17 Wib
Polisi sita truk yang tabrak pemotor di Palembang
Selasa, 23 April 2024 18:06 Wib