Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) Zaenal A Budiyono menilai pendanaan usaha untuk start up usaha digital atau unicorn yang diungkapkan Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2019 putaran kedua, merupakan bentuk peringatan.
Ia menilai Prabowo justru berpikir dua-tiga langkah ke depan terkait pentingnya kewaspadaan mengalirnya kekayaan nasional ke luar negeri.
"Sepintas pernyataan ini terkesan pesimis di tengah booming internet, padahal sebenarnya itu adalah kekhawatiran yang wajar," kata Zaenal A Budiyono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Ia menilai, di era digitalisasi saat ini, hubungan antara aktivitas ekonomi kreatif dan pemilik sering tidak linear serta banyak studi yang menjelaskan bagaimana start up mainstream di suatu negara tidak serta-merta menyumbang keuntungan maksimal bagi negara tersebut.
Menurut dia, apabila unicorn dalam negeri Indonesia dikuasai asing maka imbasnya adalah dalam strategi dan pengembangan pasar, tidak lagi menjadi hak mutlak pengembang, melainkan justru dikendalikan investor. "Inilah paradoks hukum pasar yang masih eksis hingga hari ini. Namun sikap waspada terhadap raksasa ekonomi luar berbeda dengan xenophobia. Xenophobia sikap anti-asing yang lebih disebabkan sentimen anti perbedaan dan cenderung bersifat irasional," ujarnya.
Zaenal menganalisis tentang pertanyaan unicorn yang dilontarkan Jokowi dalam debat kedua, itu mengulang kembali pilihan diksi "unik" seperti unicorn untuk mengulangi di Pilpres 2014 dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Saat itu, menurut dia, Prabowo tidak tahu apa itu TPID, karena memang istilah ini tidak populer di media namun saat debat kedua, Prabowo memilih berhati-hati dengan pertanyaan Jokowi, yaitu balik bertanya apakah unicorn yang dimaksud adalah terkait online atau start up.
"Artinya dia tahu mengenai unicorn, namun tidak mau terjebak seperti 2014, sehingga mengkonfirmasi ke Jokowi," ujarnya.
Sebelumnya, dalam Debat Capres 2019 putaran kedua di Jakarta, Minggu (17/2), Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan mengenai pengembangan infrastruktur pendukung bagi "unicorn" atau pendanaan usaha untuk strat up usaha digital.
Jokowi mempertegas pernyataan bahwa di antara tujuh unicorn besar yang ada di Asia empat di antaranya ada di Indonesia.
Ketika akan menanggapi soal unicorn tersebut, Prabowo Subianto justru kembali bertanya, karena sepertinya kurang paham soal istilah "unicorn" yang dimaksud.
"Unicorn itu apa ya, Yang internet itu ya," tanya Prabowo kepada Jokowi.
Prabowo pun menanggapi bahwa pengurangan regulasi merupakan langkah yang tepat saat ini, mengingat usaha start up digital berkembang sangat pesat di Indonesia, sehingga regulasi akan dibuat lebih sederhana. "Saya menyambut baik dinamika bisnis tersebut, ini membuka peluang yang besar bagi kita," kata Prabowo.
Berita Terkait
Mengabdi tiada henti, Alumni Akpol 1991 dirikan yayasan pengabdian masyarakat
Minggu, 5 Mei 2024 12:05 Wib
Pj Gubernur Sumsel sebut masih ada peluang kembalikan status Bandara SMB II
Sabtu, 4 Mei 2024 22:46 Wib
Tujuh daerah Sumsel telah tetapkan caleg terpilih hasil Pemilu 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 22:37 Wib
Calon haji OKU Sumsel jalani tes kebugaran dan vaksin
Sabtu, 4 Mei 2024 19:00 Wib
Pemkab OKU Sumsel raih predikat WTP ke-9 kali
Sabtu, 4 Mei 2024 17:28 Wib
Penampilan lima qori internasional di pembukaan MTQ XXX/2024 Sumsel
Sabtu, 4 Mei 2024 8:11 Wib
Pembukaan MTQ XXX/2024 Sumsel di Muba spektakuler
Sabtu, 4 Mei 2024 7:34 Wib
Pj Gubernur Sumsel ajak masyarakat sukseskan MTQ XXX/2024
Sabtu, 4 Mei 2024 6:57 Wib