PUSRI dorong penjualan produk kemasan ritel

id pusri,berita palembang,berita sumsel,PT Pupuk Sriwidjaja,kebutuhan pupuk,kebutuhan pupuk nonsubsidi,Mulyono Prawiro,Direktur Utama PT Pusri

PUSRI dorong penjualan produk kemasan ritel

Foto udara arial pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (pusri) Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (03/08). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/17 (ANTARA Sumsel News/NOVA WAHYUDI/dol/17)

Palembang (Antaranews Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) mendorong penjualan produk kemasan ritel untuk memenuhi kebutuhan pupuk nonsubsidi di tingkat petani.

Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro di Palembang, Rabu, mengatakan, perusahaan sejauh ini telah menyediakan pupuk dalam kemasan ritel mulai dari satu hingga 25 kilogram di pasaran.

"Ini adalah inovasi cara penjualan kami, dulu penjualan dalam jumlah besar, kini disediakan kemasan ritel untuk memudahkan petani ketika kekurangan pupuk. Mulai dari kemasan seberat lima hingga 25 kg," kata dia.

Mulyono mengemukakan inovasi ini untuk merespon kenyataan bahwa alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah selalu terbatas padahal pada saat tertentu petani butuh ketersediaan pupuk, yang mana dibeli dari pupuk nonsubsidi.

"Sejauh ini pupuk kemasan ritel sudah dipasarkan ke berbagai toko pertanian, tidak hanya didistributor Pusri," kata dia.

Pupuk kemasan ritel juga merupakan strategi Pusri untuk menghadapi masuknya produk pupuk pesaing dari luar negeri yang menawarkan harga pokok produksi yang lebih rendah dibandingkan pupuk nasional.

Perusahaan juga memastikan ketersediaan pupuk urea bersubsidi di Sumatera Selatan dalam kondisi aman hingga Februari 2018. Total pupuk urea bersubsidi per 28 Desember 2017 mencapai 21.225 ton.

"Stok itu tersebar di produsen, distributor dan pengecer," kata dia.

Dia menjelaskan, stok yang disiapkan di gudang-gudang lini III wilayah Sumsel berada di atas ketentuan Permendag dan Permentan.

Selain itu terdapat pula stok urea curah di pabrik Palembang sebanyak 123.001 ton dan urea in bag sebesar 1.155 ton.

Penyaluran pupuk urea bersubsidi untuk Sumsel dibantu 34 distributor dengan pengecer sebanyak 646 kios. Penyaluran juga ditunjang oleh tujuh unit gudang di lini tiga.

"Empat gudang milik di antaranya gudang open storage Komplek Pusri, GPP Palembang, GPP Martapura dan GPP Lubuk Linggau. Sedangkan tiga gudang lainnya merupakan gudang sewa," kata dia.

Adapun penyaluran pupuk bersubsidi yang menjadi tanggung jawab perusahaan selain di Sumsel, mencakup Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Kalimantan Barat.

Ia melanjutkan saat ini industri pupuk nasional masih dihadapi kondisi tingginya harga gas sehingga berdampak pada harga jual produk komersil yang menjadi sulit untuk bersaing.

Sementara terkait produksi, kata dia, secara keseluruhan produksi pabrik eksisting untuk urea, amoniak dan NPK mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016.

"Perusahaan mencatat produksi urea mencapai 2,21 juta ton atau telah 133 persen terhadap RKAP dan meningkat dari tahun sebelumnya 1,67 juta ton," kata dia.

Sementara produksi amonia pada 2017 sebanyak 1,53 juta ton naik dari tahun sebelumnya 1,22 juta ton. Untuk produksi NPK, perusahaan juga mencatat peningkatan dari 71.810 ton menjadi 88.997 ton pada tahun lalu.
(T.D019/I006)