Presiden mulai peremajaan kebun sawit di Sumut

id Presiden, Joko Widodo, jokowi, kelapa sawit, peremajaan sawit, tanaman kelapa sawit, Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul

Presiden mulai peremajaan kebun sawit di Sumut

Dokumentasi- Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) berbincang di tengah perkebunan sawit . (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/17 ()

Serdang Bedagai (ANTARA Sumsel) - Presiden Joko Widodo memulai peremajaan tanaman kelapa sawit di atas lahan seluas 350.000 hektare di Sumatera Utara.

"Luas lahan (kelapa sawit) di Sumut ada 470.000 hektare, yang perlu diremajakan 350.000 hektare, gede sekali dan biaya tidak sedikit tapi harus kita kerjakan, kalau tidak, kita hanya lihat kelapa sawit yang berumur 25-30 tahun tidak produktif, harus diremajakan," kata Presiden Joko Widodo di Desa Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada Senin.

Presiden menyampaikan hal itu dalam acara peremajaan sawit rakyat (PSR). Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi kedua yang menjalankan program peremajaan sawit rakyat setelah diluncurkan perdana di Sumatera Selatan pada 13 Oktober 2017

Pemerintah akan meremajakan kebun rakyat seluas 9.109,29 hektare di Sumatera Utara. Kebun rakyat itu tersebar di 12 kabupaten yaitu Serdang Bedagai, Langkat, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu, Asahan, Batubara, Simalungun, Labuhan Batu Utara, Padan Lawas Utara, Padang Lawas, Deli Serdang dan Tapanuli Tengah.

"Memang tidak berlebihan saat kelapa sawit disebut emas hijau bagi negara kita Indonesia sebab negara kita adalah negara produsen kelapa sawit yang terbesar di dunia. Bukan di Asia atau Asia Tenggara tapi di dunia," tambah Presiden.

Artinya, Indonesia menjadi negara produsen untuk bahan baku sabun, kosmetik, minyak goreng, margarin, industri kulit, farmasi yang semuanya itu berasal dari kelapa sawit.

"Sekarang juga dimulai bahan baku untuk biodiesel nanti untuk mobil, sepeda motor dicampur dengan biodiesel tapi ingat juga menjadi produsen kelapa sawit terbesar artinya kita harus jadi terdepan dalam pengelolaan," ungkap Presiden.

Di bagian pengelolaan itulah, menurut Presiden, Indonesia masih lemah.

"Ada yang punya 5, 10, 100 hektar? Tapi pengelolaan harus diperbaiki. Kita harus kerja keras di sini, bagaimana merawat, memelihara, meremajakan," tambah Presiden.

Pemerintah kemudian berkomitmen untuk meremajakan kebun kelapa sawit milik rakyat yang sudah dimulai di kabupaten Musi Banyuasin seluas 4.100 hektare pada Oktober 2017.

"Di sini luas kelapa sawit 11,9 juta hektare di seluruh Indonesia, yang milik rakyat 4,6 juta dan yang akan kita kerjakan di Sumut 9.109 hektare," kata Presiden.

Luas total kebun kelapa sawit di Indonesia adalah sebanyak 11,9 juta hektare dan 4,6 juta hektare dimiliki oleh rakyat.

"Dari 4,6 juta hektare kalau dikerjakan semuanya paling tidak 185 ribu hektare yang harus kita selesaikan. Ini pekerjaan besar sekali karena berpuluh-puluh tahun tidak ada peremajaan. Semestinya ada skema kredit murah, skema kredit dari perbankan, yang mendukung, mem-back up kelapa sawit milik rakyat ini, ini milik rakyat loh ya sekali lagi jangan dibelokkan ke mana-mana," tegas Presiden.

Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution yang hadir dalam acara yang sama, tanaman kelapa sawit yang akan diremajakan adalah tanaman tua yang sudah lebih 25 tahun atau belum 25 tahun tapi produktivitasnya rendah yaitu yang hasilnya kurang 10 ton tanda buah segar per tahun atau kurang dari 2,5 juta ton CPO per tahun dengan perbandingan produktivitasnya kebun swasta dapat mencapai 9-10 ton CPO per tahun.

Bantuan dana peremajaan sawit adalah senilai total Rp3 triliun dengan memberikan dana peremajaan sebesar Rp25 juta dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) sawit sehingga target peremajaan kelapa sawit di Sumut adalah 25 tahun.