Apa benar ada penderita penyakit Noma di Asmat

id penyakit, penyakit kulit, penyakit mulut, inpeksi, asmat, kabupaten asmat

Apa benar ada penderita penyakit Noma di Asmat

Seorang warga Asmat memperlihatkan hasil ukirannya di Lapangan Yos Sudarso Kabupaten Asmat, Papua.(ANTARA/Husyen Abdillah)

Jayapura (ANTARA Sumsel) - Tim terpadu dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengecek kebenaran penderita Noma yakni penyakit infeksi (cancrum oris) yang merusak jaringan orofasial (mulut) di Kampung Afi Mabul/Kapayap III, Distrik Kolofbrasa, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
        
"Kami dari Tim Kementerian Kesehatan terpadu untuk penanganan kasus Noma dan penyakit lainnya, sudah sampai di Kampung Afi Mabul, tempat tinggal Putih Atil yang dilaporkan menderita penyakit Noma," kata Gunawan Wahyu Nugroho dari Survailens dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Minggu.

Saat mengecek ke lokasi tempat tinggal Putih Atil, tim terpadu Kemenkes didampingi tim Dinkes Papua, pada Kamis (26/10).

Gunawan menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan Noma, penyakit akut akibat gizi kronis, luka di mulut bervariasi dan bisa pecah sehingga ada robek.

"Namun, setelah dicek di lokasi tidak ada penderita Noma lagi di sini (Kamung Afi Mabul). Dari 180 penduduk yang ada di Kampung Afi Mabul," ujarnya.

Di kampung itu, kata dia, ditemukan pasien dengan dugaan menderita tuberkulosis (TB) tetapi sudah ditangani, dan harus segera dibawa ke Jayapura untuk pengobatan selanjutnya.

"Kebetulan tim Dinkes Papua dari Jayapura juga sudah siap untuk menangani kasus tersebut. Memang ini termasuk daerah yang terisolir, tetapi saya lihat sudah ada beberapa pasien yang sudah disuntik imunisasi berarti sudah pernah ada pelayanan kesehatan," katanya.

Masyarakat di Afi Mabul, menurut dia, umumnya makan pisang dan sagu, sehingga secara bertahap mereka harus bisa mendapatkan gizi yang baik dan pelayanan kesehatan yang baik pula.

"Kami hadir di sini karena Negara Kesatuan Republik Indonesa (NKRI) dan kesehatan itu dijamin oleh pemerintah. Ini adalah wilayah pedalaman yang terisolir, tidak bisa diatasi hanya lewat sungai, tetapi kita harus masuk lewat hutan-hutan dengan jalan setapak yang cukup berat medannya, tetapi tim bisa sampai juga," ujarnya.

Sebelumnya, dokter bedah di Rumah Sakit Dian Harapan, Abepura, Jayapura, Papua, menduga pasien anak yang bernama Putih Atil dari pedalaman Korowai menderita luka di rahang kanan tepatnya di pipi kiri dan kini dirawat di rumah sakit setempat, sehingga diduga sebagai penderita noma.

"Dari pemeriksaan awal pasien anak dari Korowai ini masih tetap dicurigai menderita penyakit noma," kata dr Agus Suarsana.

Agus Suarsana adalah salah satu dokter spesialis bedah di RS Dian Harapan Abepura yang juga menangani pasien itu.

Agus menjelaskan noma merupakan penyakit infeksi (cancrum oris) yang merusak jaringan orofasial (mulut)  serta struktur sekitarnya dengan penyebabnya kuman Fusobacterium necrophorumpada anak dengan gangguan imunitas (kekebalan tubuh).