Krisna Bayu: Indonesia butuh GOR beladiri efisien

id krisna bayu, judo, asian games

Krisna Bayu: Indonesia butuh GOR beladiri efisien

Krisna Bayu (atas) dalam sebuah pertandingan judo. (ANTARA FOTO)

...Berdasarkan pengalaman saya mengikuti 13 SEA Games, 4 Asian Games dan 3 Olimpiade, mereka membuat sebuah gedung olahraga bela diri yang sangat luas tapi di dalamnya....
Palembang (ANTARASumsel) - Indonesia membutuhkan gedung olahraga beladiri yang efisien sehingga mampu menampung beberapa cabang olahraga sekaligus seperti yang dilakukan sejumlah negara maju, kata mantan atlet judo nasional Krisna Bayu.

"Berdasarkan pengalaman saya mengikuti 13 SEA Games, 4 Asian Games dan 3 Olimpiade, mereka membuat sebuah gedung olahraga bela diri yang sangat luas tapi di dalamnya yang bisa digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga sekaligus, setidaknya tiga," kata Krisna di Palembang, Sabtu.

Ia dijumpai dalam kegiatan kunjungan Komite Olimpiade Indonsia di Palembang terkait pembagian cabang olahraga Asian Games jelang rapat Koordinasi Komite di Bali, 10-12 Mei 2016.

Menurutnya, Indonesia sepatutnya juga mencontoh hal tersebut ditengah rencana pembangunan beberapa arena olahraga untuk menunjang peran sebagai tuan rumah Asian Games ke-8 tahun 2018.

Seperti diketahui bahwa Dewan Olimpiade Asia (OCA) mengharapkan tuan rumah Asian Games dapat menekan biaya penyelenggaraan dengan tidak membangun arena baru tapi hanya memperbaik dan merenovasi venue yang ada mengingat terjadi tren kenaikan setiap pelaksanaan.

"Dari pada membangun gedung olahraga yang kecil, lebih baik membangun yang besar sekalian supaya bisa menampung pertandingan beberapa cabang olahraga, seperti yang dilakukan Singapura, Jepang, dan Korea," kata Anggota Komisi Atlet KOI ini.

Ia menjelaskan gedung yang dibangun negara tersebut setidaknya seluas lapangan bola dengan dilengkapi tempat duduk penonton yang tidak dipasang permanen (knockdown).

"Jadi gedung yang dibangun ini akan multi guna, bisa juga dipakai untuk konser atau lainnya. Jika mengambil contoh, seperti gedung Jakarta Hall Conference Center," kata Krisna.

Krisna pun berjanji jika Sumsel mampu membangun gedung tersebut maka ia akan memperjuangkan sejumlah cabang olahraga bela diri Asian Games mendatang dipertandingkan di Palembang, seperti sambo, judo dan pencak silat.

Sementara itu, Asisten III Pemerintah Provinsi Sumsel Ahmad Najib sementara ini Sumsel memiliki gedung yang cukup representatif seperti yang dikatakan Krisna yakni Gedung Sriwijaya Promotion Center.

"Gedung ini terletak di kawasan Jakabaring dan sering digunakan untuk arena pameran. Jika Sumsel dipercaya KOI menggelar pertandingan olahraga bela diri maka gedung ini akan diproyeksikan," kata Najib.

Sementara itu, sejumlah anggota komite eksekutif Komite Olimpiade Indonesia meninjau Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, Sabtu, untuk memastikan kesiapan Sumatera Selatan jika terjadi penambahan cabang olahraga Asian Games.

Sebelumnya dalam Rapat Komite III di Jakarta pada 31 Januari 2016 diputuskan bahwa Sumsel kebagian 11 cabang olahraga di antaranya, sepak bola untuk babak penyisihan, kano/kayak, bola voli untuk babak penyisihan, dayung, menembak, triatlon, bola basket untuk babak penyisihan, sepak takraw, olahraga panjat tebing, tenis untuk babak penyisihan, dan soft-tenis untuk babak penyisihan.

Pembagian cabang ini membuat Sumsel kurang puas karena sedari awal membidik cabang olahraga bergengsi seperti atletik, renang, dan tenis lapangan, bahkan keinginan menggelar upacara penutupan Asian Games pun menjadi pupus setelah ditolak OCA.