Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan menggelar seminar analisa kependudukan 2013 di Palembang, Selasa untuk mengingatkan dan memberikan pemahaman kepada berbagai pemangku kepentingan mengenai pentingnya menekan jumlah penduduk.
Dirut Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Pusat Suyono mengatakan seminar ini digelar untuk memberikan gambaran kepada para pengambil dan penentu kebijakan pada jajaran pemerintahan mengenai pentingnya mengatasi persoalan kependudukan.
"Masalah kependudukan ini memiliki implikasi yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai gambaran jika pertambahan penduduk tidak diimbangi dengan kualitas maka akan terjadi berbagai pengerusakan alam, ancaman terhadap ketahanan pangan, hingga penurunan tingkat keamanan di masyarakat," ujarnya.
Ia mencontohkan, Provinsi Jawa Barat (provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia) yang dahulu dikenal sebagai daerah bebas dari polusi, kini telah mengalami pencemaran air hingga level 4. Padahal untuk level 2 saja harus mengeluarkan dana yang besar untuk proses penjernihan.
Oleh karena itu, penentu dan pengambil kebijakan pada tingkat daerah seperti DPRD, bupati dan wali kota harus menjadikan masalah kepedudukan ini sebagai landasan dalam mengambil berbagai keputusan.
Terkait dengan masalah Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) di Sumsel, ia menilai sepatutnya menjadi kewaspadaan mengingat dalam satu dekade terakhir mengalami penurunan berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012.
"Pada awalnya Sumsel sangat baik dalam menekan jumlah penduduk tapi terjadi penurunan seiring dengan berkurangnya petugas lapangan keluarga berencana," katanya.
Untuk mengembalikan ke posisi semula, BKKBN memasukkan Sumsel sebagai 10 provinsi penyangga keberhasilan program KKB di Indonesia karena memiliki penduduk mencapai 8 juta lebih.
Dorong Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumsel Sri Rahayu mengatakan pihaknya aktif mendorong penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang kepada aseptor KB yakni IUD dan implant yang memiliki rentan waktu mencegah kehamilan 3-8 tahun.
"Upaya ini untuk mengatasi permasalahan kekurangan petugas lapangan keluarga berencana yang dihadapi Sumsel, karena jika menggunakan alat kontrasepsi (non-Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yakni suntik dan pil membutuhkan petugas untuk mengingatkan terutama untuk daerah pedesaan," katanya.
Ia menambahkan, sementara ini pihaknya gencar menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR) yang masih di atas rata-rata nasional yakni 2,8 (dalam 10 orang wanita usia subur terdapat 28 orang anak yang dilahirkan) berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012.
"BKKBN tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan peran pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan kesadaran masyarakat itu sendiri untuk pemantapan komitmen membentuk keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera," ujarnya.
Seminar itu turut menghadirkan sejumlah pembicara yakni Dirut Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Pusat Suyono dengan judul materi "Analisis Dampak Kependudukan Kesehatan dan Masyarakat, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumsel Yohanes Toruan dengan menampilkan materi "Singkronisasi Perencanaan Program Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana Pusat dan Daerah".
Kemudian, Kepala Bagian Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan Mayjen Soewarno dengan judul materi "Ketahanan Keluarga", dan Dosen Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya Jurusan Kependudukan Maryadi dengan materi Analisis Kuantitas dan Kualitas Penduduk Sumsel serta Damaknya Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat.
Berita Terkait
Sepasang "duta genre" di desa bertugas cegah nikah dini
Minggu, 5 Mei 2024 2:00 Wib
BKKBN Sumsel lantik 163 penyuluh KB
Jumat, 3 Mei 2024 1:38 Wib
BKKBN RI sebut Provinsi Sumsel "on the track" penurunan stunting
Selasa, 30 April 2024 19:09 Wib
BKKBN dan ANTARA Biro Sumsel jalin kerja sama edukasi program pengentasan stunting
Selasa, 30 April 2024 17:13 Wib
Partisipasi masyarakat di posyandu kunci penting penurunan stunting
Senin, 29 April 2024 20:26 Wib
5 kabupaten raih nominasi terbaik Lomba Kampung KB Sumsel 2024
Kamis, 28 Maret 2024 23:30 Wib
Perempuan hamil maksimal usia 35 tahun cegah stunting
Rabu, 27 Maret 2024 12:27 Wib
Pertamina dukung pencegahan stunting di Palembang
Rabu, 28 Februari 2024 22:42 Wib