Ambon (Antarasumsel.com) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mendukung penulisan buku tentang reproduksi spirit perjuangan pahlawan nasional, Martha Christina Tijahahu, sebagai rangkaian dari kegiatan merayakan dua abad wafatnya, 2 Januari 2018.
Ketua Panitia Perayaan Dua Abad Ina Ata (Eyang Martha) dan Mangente (kunjungi) Negeri Abubu Lusi Peilouw di Ambon, Minggu, mengatakan bahwa Menteri Yohana menyampaikan kesediaannya menulis kata pengantar pada buku tersebut.
"Saat berbincang tentang perayaan dua abad Ina Ata dengan Menteri Yohana di Ambon, Kamis (25/5) malam, beliau merespons dengan bersedia menulis kata pengantar buku yang peluncurannya di Negeri Abubu, 2 Januari 2018," ucapnya.
Bahkan, Menteri Yohana juga bersedia memberikan hadiah bagi perempuan yang nantinya meraih Ina Ata Rewards.
"Menteri Yohana merespons perayaan dua abad Ina Ata yang menunjukkan keheroikan perempuan saat Perang Pattimura pada tahun 1817 melawan kolonialisme Belanda saat itu," kata Lusi.
Panitia Perayaan Dua Abad Ina Ata dengan dukungan tujuh raja (kepala desa) maupun Camat Nusalut Christ Lailossa telah menemui Gubernur Maluku Said Assagaff. Mereka menyampaikan surat permintaan ahli waris untuk perayaan pada tanggal 2 Januari 2018 di Negeri Abubu, lalu mendapat persetujuan.
Gubernur juga menyanggupi membangun monumen Martha Christina Tijahuhu menggantikan yang telah lama di Negeri Abubu karena tidak layak lagi.
Panitia juga meminta dukungan dari Ketua DPRD Provinsi Maluku, Pangdam XVI/Pattimura, Kapolda Maluku, dan Danlantamal IX/Ambon.
Kegiatan lainnya yang dijadwalkan, antara lain, sosialisasi pengenalan dan pencegahan bahaya kanker bagi perempuan, pemeriksaan atau deteksi dini kanker payudara dan serviks, serta pelayanan KB dan pengobatan gratis.
Sebelumnya, lima ahli waris pahlawanan nasional tersebut, yakni Leonard, Frans, Alexander, Petrus, dan Martha Christina Tijahahu pada tanggal 18 Mei 2017 menyurati Gubernur Maluku Said Assagaff untuk membangun monumen baru di Negeri Abubu karena yang lama tidak layak lagi.
Martha dalam suatu operasi pembersihan kolonial Belanda pada Desember beserta 39 orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapal Eversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi.
Selama di atas kapal, kondisi kesehatan Martha Christina Tiahahu makin memburuk, dia menolak makan dan pengobatan. Akhirnya, pada tanggal 2 Januari 1818, selepas Tanjung Alang, pulau Ambon, Martha Christina Tiahahu wafat. Jenazah Martha Christina Tiahahu disemayamkan dengan penghormatan militer ke Laut Banda.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969, tertanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tiahahu yang lahir pada tanggal 4 Januari 1980 secara resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional.
Berita Terkait
Sang Perempuan dari Timur pendobrak sejarah
Sabtu, 19 Oktober 2019 10:42 Wib
Menteri PPPA: Hukuman kebiri sudah final dan mengikat
Rabu, 28 Agustus 2019 11:03 Wib
Menteri PPPA dukung vonis kebiri kimia PN Mojokerto
Senin, 26 Agustus 2019 8:30 Wib
Menteri PPPA: Pemda perhatikan empat indikator daerah sejahtera
Jumat, 12 Juli 2019 16:52 Wib
KPPPA gelar rapat koordinasi pencegahan pernikahan anak
Jumat, 24 Mei 2019 15:36 Wib
Menteri PPPA ingatkan mahasiswi tak hamil duluan
Senin, 5 November 2018 17:05 Wib
Menteri PPPA: KDRT masalah serius
Minggu, 4 November 2018 12:22 Wib
Menteri PPPA: Indonesia jadi contoh kemajuan perempuan
Senin, 27 Agustus 2018 13:03 Wib