Presiden Jokowi stop proyek survei data di kementerian/lembaga

id presiden jokowi, joko widodo, badan pusat statistik, survei data, sensus ekonomi 2016

Presiden Jokowi stop proyek survei data di kementerian/lembaga

Presiden Joko Widodo (kanan) saat meninjau proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang-Indralaya (Palindra) di Desa Ibul Besar, Ogan Ilir (OI), Indralaya, Sumsel (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan atau menyetop program atau proyek survei, pencarian data, dan informasi di berbagai kementerian/lembaga karena fungsi tersebut akan sepenuhnya dijalankan oleh BPS.

"Cukup hal-hal yang seperti itu, orientasinya tidak lagi orientasi proyek, kementerian ini ada proyek survei, kementerian ini ada proyek cari data, kementerian ini ada proyek cari informasi. Enggak. Stop! Stop! Stop!" kata Presiden Jokowi dalam Pencanangan "Sensus Ekonomi 2016 (SE2016)" dan Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Sensus Ekonomi 2016 di Istana Negara Jakarta, Selasa.

Ia menegaskan bahwa satu data yang sekarang akan dipakai yakni data Badan Pusat Statistik (BPS).

Namun, ia menekankan bahwa BPS yang dipercaya sebagai pengelola data juga harus berhati-hati dalam menyajikan data dan informasi.

"'Cros cek, cros cek', entah ambil sampelnya, entah pencarian di lapangannya, bila tidak serius akan ada keputusan yang lain," ucapnya, menegaskan.

Ia menilai di Indonesia saat ini memang terlalu banyak versi data dan informasi di berbagai kementerian/lembaga yang tidak seragam, sehingga justru menyulitkan pengambil kebijakan.

Presiden mencontohkan angka produksi beras, angka produksi jagung, angka tenaga kerja yang seluruhnya berbeda versi.

"Enggak ada yang sama. Peta potensi usaha versinya banyak, inilah yang mungkin sering kita memutuskan itu tidak firm. Ragu-ragu. Era seperti itu harus kita akhiri," ujarnya.

Ia menegaskan peran strategis BPS sebab dari data badan tersebut akan lahir kebijakan yang betul-betul tepat dan tidak meleset.

"Karena memang datanya betul-betul akurat, detil," katanya.