Palembang, (ANTARA Sumsel) - Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api masih terkendala pada penyediaan lahan, kata Deputi Bidang Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Eddy Putra Irawady.
"Penyediaan lahan ini masih bermasalah karena berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sehingga pembangunan masih terganjal izin dari Kementerian Kehutanan," kata Eddy yang dijumpai di acara "Diseminasi dan implementasi kebijakan perekonomian nasional dan klinik bisnis di wilayah barat di Palembang, Senin.
Ia mengatakan jika persoalan izin ini tidak dituntaskan maka mega proyek ini akan mangkrak seperti layaknya periode pemerintahan silam.
"Sudah ada upaya lain, seperti memindahkan tempat titik pelabuhan awal ke Tanjung Carat. Tapi tetap saja membutuhkan izin dari Kementerian Kehutanan," kata dia.
Menurut dia, jika proyek ini ingin dipercepat maka tidak ada cara lain selain dikeluarkannya Peraturan Presiden terkait penyediaan lahan bagi KEK TAA.
"Jika KEK TAA ini mau benar-benar direalisasikan maka harus ada upaya serius dari berbagai pihak. Mengapa saya bicara begitu karena ini sudah lama direncanakan bahkan saat Menko Hatta Rajasa sudah hampir terealisasi, tapi tetap saja belum," kata dia.
Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menargetkan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin rampung pada 2018 untuk mempercepat hilirisasi karet, sawit dan batu bara.
Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki mengatakan saat ini KEK Tanjung Api-Api dalam proses penyediaan lahan sembari mereklamasi Tanjung Carat yang akan dijadikan dermaga samudera.
Pemprov Sumsel berencana mereklamasi lahan seluas 3.000 hektare di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin supaya bisa disandari kapal berkapasitas 7.000 DWT.
Nantinya KEK akan memiliki luas 4.045 hektare yang terdiri atas reklamasi Tanjung Carat 2.015 hektare dan lahan darat 2.030 hektare.
Pada kawasan itu akan dikembangkan industri meliputi coal gasification, pembangkit listrik, coal liquefaction, pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik ban, pengolahan cpo, kilang minyak, dan industri hilir petrochemic.
Berita Terkait
LKBN ANTARA ajak wartawan Papua Barat angkat isu pemberitaan ekonomi
Rabu, 24 April 2024 15:42 Wib
Pemkot harapkan percepatan reforma agraria di Kota Palembang
Senin, 22 April 2024 16:31 Wib
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
Analis: Konflik Iran-Israel berpotensi ganggu pertumbuhan ekonomi RI
Kamis, 18 April 2024 13:10 Wib
Pj Gubernur Sumsel luncurkan website Posko Ekonomi Kota Prabumulih
Minggu, 24 Maret 2024 14:35 Wib
Pemkab OKI hadirkan inovasi upaya pengendalian inflasi
Kamis, 21 Maret 2024 21:05 Wib
Program kebijakan ekonomi jadi sebagian paparan kinerja Pj Bupati Muara Enim di Kemendagri
Selasa, 19 Maret 2024 20:33 Wib
Diskusi TSC tekankan belanja bijak, rantai distribusi hingga diversifikasi pangan
Senin, 18 Maret 2024 7:23 Wib