BKKBN Sumsel bidik pemukiman padat penduduk

id bkkbn sumsel, program kb, keluarga berencana, epala bkkbn sumsel, ary goedadi

BKKBN Sumsel bidik pemukiman padat penduduk

Ilustrasi - Layanan KB (ANTARA FOTO)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Selatan membidik permukiman padat penduduk Kota Palembang yakni kawasan Seberang Ulu untuk dijadikan Kampung KB.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Ary Goedadi di Palembang, Senin, mengatakan kawasan Seberang Ulu ini dipilih karena berada di tengah kota tapi pada sisi lain warganya kurang begitu peduli dengan program KB.

"Tak tanggung-tanggung, BKKBN akan menjadikan kawasan Seberang Ulu ini sebagai Kampung KB. Supaya benar-benar digarap, dan langsung menjadi contoh untuk kecamatan-kecamatan lain di Palembang," kata dia.

Ia mengemukakan rendahnya kesadaran pasangan usia subur untuk ber-KB ini dipengaruhi banyak faktor, di antaranya kurangnya informasi, kesulitan mengakses fasilitas kesehatan, dan rendahnya tingkat pendidikan.

"Seperti pada umumnya kawasan padat penduduk atau bisa dibilang kumuh, faktor pendidikan menjadi dominan. Banyak warga yang putus sekolah dan lainnya, sehingga pengetahuan untuk merencanakan sebuah keluarga itu sangat rendah," kata dia.

Ia menjelaskan dalam menjalankan program kampung KB ini BKKBN akan bekerja sama dengan PKK, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan.

Dinas-dinas ini juga memiliki program untuk kawasan padat penduduk seperti pembangunan MCK, pembuatan jalan lorong, dan fasilitas umum lainnya.

Untuk tahap awal ini, Kecamatan Seberang Ulu I dipilih sebagai kawasan percontohan Kampung KB dengan mendapatkan alokasi sebesar Rp 20 Juta per kampung.

"Dengan dana tersebut, akan membantu lingkungan masyarakat di sana. Bahkan dana untuk alokasi bantuan desa dari Kementrian Desa pun akan mendukung setiap lokasi adanya kampung KB," kata dia.

Sekretaris Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kota Palembang Najib membenarkan bahwa program KB di Palembang belum berjalan maksimal karena rata-rata keluarga di kota ini memiliki tiga orang anak.

Kenyataan ini berbanding terbalik dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai program KB.

"Dari sisi pengetahuan, bisa dikatakan hampir 95 persen pasangan usia subur warga Palembang telah paham apa itu KB. Tapi, untuk benar-benar memiliki hanya dua orang anak ini masih belum bisa seratus persen," kata dia.

Meski demikian, capaian pada 2015 ini, jauh lebih baik jika dibandingkan 5--10 tahun yang lalu yakni rata-rata satu keluarga memiliki anak di atas 4 orang.

"Kesadaran masyarakat untuk hanya memiliki dua anak saja terbilang sudah ada, tapi tidak bisa berlangsung cepat," kata dia.

Sementara itu berdasarkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 diputuskan laju pertumbuhan pendudukan menjadi 1 persen atau menurun dari 1,8 persen per tahun, angka kelahiran total dari wanita usia subur (TFR) menurun dari 2,6 menjadi 2,29, dan penggunaan alat kontrasepsi modern berkisar 63 persen.