Operasi pemadaman kebakaran hutan diperpanjang

id pemadaman, operasi pemadaman kebakaran hutan

Operasi pemadaman kebakaran hutan diperpanjang

Operasi pemadaman kebakaran hutan di Sumsel diperpanjang (Foto: antarasumsel.com/ Evan Ervani/15)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Selatan diperpanjang, karena masih banyak titik api serta semakin buruknya kabut asap melanda daerah tersebut.

"Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang ditargetkan BNPB selama 30 hari, dipastikan diperpanjang, karena masih banyak titik api belum padam," kata Dansatgas Penanggulangan Bencana Kebakaran hutan dan lahan Sumsel, Kolonel Inf Tri Winarno di Palembang, Rabu.

Menurut Winarno, makin pekatnya asap melanda di sejumlah wilayah di Sumsel, serta kondisi udara kian memburuk dengan jarak pandang hanya kisaran 300 meter, membuat operasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan diperpanjang.

Ia berharap, dengan perpanjangan waktu operasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tersebut, dapat meredakan titik api yang saat ini menyebabkan kabut asap sangat mengganggu seluruh sektor aktivitas masyarakat di Sumsel.

Aktivitas warga yang terganggu akibat kabut asap tersebut antara lain jalur penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, hingga transfortasi perainan di Pelabuhan Laut Tanjung Api-Api Kabupaten Banyuasin dan kawasan Kota Palembang, katanya.

Ia menjelaskan, berbagai upaya dilakukan tim gabungan Satgas dipimpin langsung Kol Inf Tri Winarno yang juga Danrem 044 Gapo/Kodam II Sriwijaya itu, mulai dari modifikasi cuaca T-M-C, pemadaman lewat udara dengan bom air.

Selanjutnya, melalui jalur darat tim gabungan Manggala Agni serta Dinas Kehutanan setempat berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan, yang walaupun secara fluktuatif kisaran 500 hingga 1.000 titik panas tersebar di sejumlah kawasan Sumatera Selatan.

Menurut Tri Winarno, tim Satgas dalam upaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan mengalami kesulitan air, terutam di lahan gambut yang menyebabkan banyak titik panas di Sumsel.

Kondisi demikian, kata dia, dampaknya kabut asap dirasakan warga kian pekat dan mengharuskan operasi penanggulangan diperpanjang, khususnya di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang menjadi kawasan terparah.

Sementara, kata dia, selama musim kemarau ini sumber air sudah sangat berkurang dan harus mengantisipasi mengangkut dengan traktor yang airnya diambil dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Menurut Wakil Bupati Musi Banyuasin, Beni Hernedi, menghadapi kebakaran hutan dan lahan ini berbagai upaya pemerintah terus melakukan pemadaman api, serta antisipasi secara cepat dan tepat dimulai dari pencegahan yakni membagikan masker dan mensiagakan rumah sakit serta puskesmas selama 24 jam melayani masyarakat kemungkinan terganggu kesehatan.