Tanri Abeng: Lulusan universitas harus tembus Asean

id tanri abeng, lulusan universitas, unsri, universitas sriwijaya, tembus asean, asean

Tanri Abeng: Lulusan universitas harus tembus Asean

Ilustrasi (Foto IST)

.... ada perubahan paradigma yakni tidak lagi hanya menyiapkan lulusan untuk dalam negeri, tapi minimial di ASEAN....
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Mantan Menteri Negara Pedayagunaan BUMN Tanri Abeng mengatakan perguruan tinggi (universitas) harus melahirkan lulusan yang tidak hanya mampu berkompetisi di dalam negeri tapi dapat menembus persaingan regional terkait dengan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

"MEA menjadi misi dan tatangan tersendiri bagi perguruan tinggi, artinya perlu ada perubahan paradigma yakni tidak lagi hanya menyiapkan lulusan untuk dalam negeri, tapi minimial di ASEAN. Untuk mengubah ini, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang cakap," kata Tanri dalam seminar bertajuk "Unsri Dalam Menghadapi MEA 2015" di Aula Pasca Sarjana Unsri, Palembang, Selasa.

Menteri era pemerintahan Presiden Soeharto dan BJ Habibie ini menjadi pembicara bersama alumni Unsri Fahmi Idris (Kepala BPJS Kesehatan), mantan Dijen Dikti Satryo Soematri Brodjonegoro dalam konteks jelang pemilihan rektor Unsri masa jabatan 2015-2019.

Tanri yang menjadi pendiri Universitas Tanri Abeng ini mengatakan, bukan hanya mengubah paradigma, universitas juga harus memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai persoalan di dunia yang demikian kompleks sehingga membutuhkan lulusan-lulusan berkualitas dan berkompetisi.

"Artinya, bagaimana kampus bisa melahirkan lulusan yang ketika ke luar tidak lagi terkejut, tapi sudah memahami persoalan-persoalan yang ada di masyarakat, hingga dunia. Dengan begitu, maka mereka akan lebih cepat beradaptasi sehingga pada akhirnya menang dalam persaingan, karena MEA akan selalu dikaitkan dengan bisa tidak menembus persaingan," kata pendiri Universitas Tanri Abeng ini.

Untuk itu, perguruan tinggi membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan MEA ini yakni pemimpin yang memiliki karakter visioner, kompeten, dan kemampuan di bidang manajemen.

"Mengapa harus sosok yang visioner karena jika tidak memiliki visi maka tahu akan dibawa ke mana universitas ini, demikian juga dengan kompeten karena hanya pemimpin yang berkompeten yang mampu mengambil keputusan untuk suatu perubahan-perubahan besar," ujar dia.

Namun, memiliki karakter pemimpin saja tidak cukup tanpa memiliki kompetensi dalam memanajemeni organisasi (perguruan tinggi) karena pemimpin bertugas mengeksekusi sesuatu hal, dan ini dilakukan dengan pendekatan manajemen.

"Dan yang terakhir, seorang pemimpin harus mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada. Terkait dengan ini, saya melihat masih banyak para pemimpin di Indonesia yang belum secara efektif dalam memobilisasi sumber daya menjadi suatu nilai tambah, jadi memang tidak mudah menjadi pemimpin, entah itu menjadi rektor, bupati, camat, atau pun lurah," kata dia.