Palembang (ANTARA Sumsel) - Sebanyak 126 petinju dari 24 negara telah menyatakan kesediaan mengikuti Kejuaraan Internasional Terbuka Piala Presiden di Palembang, Sumatera Selatan, 19-25 April 2015.
Wakil Ketua Pelaksana Piala Presiden Sulfa Ganie di Palembang, Senin, mengatakan para petinju itu di antaranya berasal dari Banglades, Australia, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Mesir, Butan, Malaysia, Mongolia, Nepal, Philipina, Qatar, Singapura, Suriah, China Taipeh, Thailand, Kamboja, India, Hongkong, Sri Langka, Mauritius, dan Myanmar.
"Berdasarkan data terbaru sudah 126 petinju yang mendaftar, ada kemungkinan akan bertambah lagi karena pendaftaran akan ditutup pada 1 April nanti," kata Sulfa seusai rapat koordinasi persiapan panitia pelaksana.
Ia mengemukan, beberapa negara yang masuk dalam kontingen besar di antaranya, Thailand dengan 17 petinju, Mongolia 18 petinju, Fhilipina 17 petinju, China Taipe 12 petinju, dan Mesir 10 petinju.
"Ini belum termasuk tuan rumah Indonesia. Rencananya tuan rumah akan mengirim tiga tim yang satu di antaranya merupakan tim tinju Sumsel," kata Ketua Harian Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia Sumatera Selatan ini.
Ia menyebutkan, beberapa negara yang masih dinantikan partisipasinya resminya, di antaranya, Laos, Macau, dan Kazakhstan karena sudah menyatakan secara lisan akan ambil bagian.
"Target kami, minimal ada 30 negara yang ikut dari 64 negara yang diundang oleh AIBA (induk organisasi tinju dunia)," tambah dia.
Piala Presiden ini akan mempertandingkan 12 kelas (7 putra, 5 putri). Untuk putra terdiri atas, light fly weigh (49 kg), fly weight (52 kg), bantam weight (56 kg), light weight (60 kg), light selter weight (64 kg), welter weight (69 kg), dan middle weight (75 kg). Selain itu ada light fly weight (48 kg), flay weight (51 kg), bantam weight (54 kg), feather weight (57 kg) serta light weight (60 kg).
Kejuaraan Piala Presiden ini merupakan agenda Federasi Tinju Amatir Dunia (AIBA) yang terakhir lagi digelar pada 2011.
Sebelumnya kejuaraan ini diagendakan setiap tahun namun banyaknya agenda tinju amatir tingkat dunia membuat kejuaraan tersebut tidak bisa dilakukan secara simultan.
