Pemkab Ogan Komering Ulu normalisasi sungai cegah banjir

id Normalisasi sungai, bencana banjir, musim hujan, Pemkab OKU

Pemkab Ogan Komering Ulu  normalisasi sungai cegah banjir

Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah meninjau pembangunan normalisasi anak sungai di Kelurahan Sekarjaya, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, menormalisasi anak sungai di Kelurahan Sekarjaya, Kecamatan Baturaja Timur,  untuk mengantisipasi bencana banjir saat musim hujan.

Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Selasa, mengatakan, normalisasi anak sungai itu dilakukan karena kawasan Kelurahan Sekarjaya sering kali menjadi langganan banjir ketika musim hujan.

Kawasan padat permukiman penduduk itu menjadi langganan banjir hingga merendam ratusan rumah penduduk di wilayah itu sehingga perlu solusi agar bencana alam tidak terjadi secara berkelanjutan.

Sebagai upaya pencegahan, kata dia, Pemkab OKU tahun ini telah menganggarkan dana untuk  normalisasi anak sungai agar banjir tidak terulang kembali hingga merugikan masyarakat di wilayah itu.

"Normalisasi sungai sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu. Mudah-mudahan pengerjaan yang dilakukan oleh dinas terkait ini dapat rampung sebelum akhir tahun nanti," katanya.

Untuk tahap awal ini, kata dia, normalisasi sungai dilakukan sepanjang 300 meter dan akan dilanjutkan kembali pengerjaannya pada tahun anggaran 2024 dengan panjang mencapai 1.400 meter.

"Dari 1.700 meter total panjang anak sungai yang akan dinormalisasi, baru direalisasikan tahun ini sepanjang 300 meter. Sedangkan sisanya dilanjutkan tahun depan," ujarnya.

Bupati juga mengingatkan seluruh masyarakat sekitar agar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di saluran air karena dapat menimbulkan bencana banjir.

"Peran serta dari masyarakat sangat penting untuk menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan," katanya.

Berdasarkan data dari BPBD OKU bahwa wilayah Kelurahan Sekarjaya merupakan daerah terparah yang terdampak banjir akibat intensitas curah hujan tinggi ditambah tersumbatnya saluran air yang terjadi pada pertengahan tahun lalu.

Banjir setinggi mencapai 3 meter itu merendam ratusan rumah penduduk dan merusak lebih dari seratus los milik pedagang di Pasar RS Sriwijaya hingga aktivitas jual beli masyarakat sempat nyaris lumpuh total.