Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RSUP Persahabatan dr Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P(K) mengatakan, efek buruk rokok baru akan dirasakan dalam waktu 10 hingga 20 tahun ke depan.
"Efeknya tidak dirasakan sekarang, tapi dirasakan 10 hingga 20 tahun ke depan," kata Sita yang merupakan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu saat bertemu media di Jakarta, Rabu, bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia.
Sita menjelaskan, tembakau yang ada dalam rokok berbahaya sebab mengandung nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik atau memicu kanker.
"Nikotin masuk (ke tubuh), dihisap, masuk ke dalam peredaran darah dan masuk ke otak, di situ, ada reseptor, kemudian meningkatkan dopamin. Kalau dopamin naik, orang yang merokok merasa enak, nyaman, bisa tidur. Begitu dopamin turun, langsung dia gelisah, marah-marah," jelas Sita.
Berita Terkait
Merokok bisa picu masalah kesehatan hingga tiga kali lipat lebih parah
Senin, 10 Juni 2024 15:00 Wib
Orang susah berhenti merokok bisa manfaatkan layanan konsultasi
Selasa, 28 Mei 2024 15:48 Wib
Berhenti merokok di momen Ramadhan, ini tipsnya
Sabtu, 23 Maret 2024 23:43 Wib
Pakar sebut vape tidak benar-benar membuat seseorang berhenti merokok
Kamis, 7 Maret 2024 10:34 Wib
Rokok elektrik tidak penuhi syarat untuk modalitas berhenti merokok
Selasa, 9 Januari 2024 15:45 Wib
Mengunyah permen karet bisa bantu berhenti merokok?
Selasa, 9 Januari 2024 14:30 Wib
Usia penderita kanker paru di Indonesia lebih muda terutama perempuan
Senin, 4 Desember 2023 16:46 Wib
Kemenag ingatkan jamaah agar tidak merokok disembarang tempat
Senin, 29 Mei 2023 17:05 Wib