Pada awalnya, masalah pembebasan lahan domainnya memang diserahkan ke perusahaan yang akan membangun namun sejalan dengan waktu, harga tanah melonjak tidak terkendali maka untuk itu pihak-pihak terkait harus mencarikan solusi.
"Kenapa tidak dari awal pakai mekanisme pengadaan tanah, karena awalnya diserahkan sepenuhnya ke perusahaan yang membangun. Karena di perjalanan ternyata ada kendala maka kita carikan solusinya," kata Sudirman.
Dari tiga trase pembangunan jalan khusus itu, persoalan pembebasan lahan ini terjadi di trase ketiga. Namun, tidak semua masyarakat di trase ketiga yang menaikkan harga tanahnya.
Sampai saat ini sudah dibebaskan 70 persen dan tinggal 30 persen lagi ini yang belum selesai yang harganya terus naik sehingga pemprov harus bisa menyikapi, supaya ada penyelesaian.
"Setelah pembebasan lahan, pengerjaan fisik bisa langsung dilaksanakan. Mudah-mudahan bisa selesai Desember sesuai target," katanya.
Berita Terkait
Bukit Asam bagikan dividen 75 persen laba bersih senilai Rp4,6 triliun
Rabu, 8 Mei 2024 16:10 Wib
Kadin: CPO, batu bara dan durian paling besar diekspor RI ke China
Jumat, 3 Mei 2024 13:26 Wib
Seorang warga OKU tewas tertabrak KA Babaranjang, saksi lihat korban malah berjalan mendekat
Selasa, 30 April 2024 19:36 Wib
Lintasi OKU, angkutan batu bara pelanggar batas waktu operasional ditindak
Sabtu, 23 Maret 2024 0:05 Wib
Presiden Jokowi: Harga pangan di Kalimantan sama dengan di Jawa
Kamis, 21 Maret 2024 14:07 Wib
Jejak teknologi Belanda di tambang Ombilin
Minggu, 17 Maret 2024 11:15 Wib
Angkutan KA batu bara PTBA kembali normal
Kamis, 14 Maret 2024 4:18 Wib
KAI Palembang: Layanan kereta batu bara sudah kembali normal
Sabtu, 9 Maret 2024 20:22 Wib