BI Sumsel implementasikan penggunaan QRIS di pasar tradisional

id BI,BI Sumsel,bank sentral,qris,sistem pembayaran,pasar,pasar tradisional

BI Sumsel implementasikan penggunaan QRIS di pasar tradisional

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo (ketiga kiri) berbincang dengan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (ketiga kanan), Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Tohir (kedua kanan), Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta (kiri), Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan Anita Noeringhati (kedua kiri) dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadmadja (kanan) saat membuka acara Side Event Presidensi G20 Indonesia Leaders Talk Digitalization on Payment System South Sumatera Digital Economy dan Finance di Palembang, Jumat (10/6/2022). (ANTARA/Nova Wahyudi)

Dengan masuk ke pasar tradisional, artinya penerapan digitalisasi sistem pembayaran ini sudah menyasar seluruh lapisan masyarakat
Palembang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mengimplementasikan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) di pasar tradisional setempat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja di Palembang, Jumat, mengatakan setelah akrab digunakan di ritel modern maka BI menilai sudah saatnya menyasar pasar tradisional.

“Dengan masuk ke pasar tradisional, artinya penerapan digitalisasi sistem pembayaran ini sudah menyasar seluruh lapisan masyarakat,” kata Erwin setelah acara Side Event Presidensi G20 Indonesia Leaders Talk Digitalization on Payment System South Sumatera Digital Economy dan Finance di Palembang, Jumat.

Ia mengatakan untuk tahap awal BI menerapkan di tujuh pasar tradisional, namun pada akhir tahun diharapkan sudah di semua pasar Provinsi Sumsel.

“Ini tahap awal saja dan diharapkan dapat pelecut pertumbuhan QRIS di Sumsel,” kata dia.

Baca juga: Pelaku UMKM dominasi penggunaan QRIS di Sumsel

Sejauh ini pengguna QRIS didominasi oleh kalangan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)di Sumsel dengan mencapai persentase 96,26 persen dari total 395.173 merchant.

Peningkatan penggunakan QRIS oleh pelaku UMKM ini sudah dirasakan sejak tahun lalu seiring dengan meningkatnya transaksi non tunai di masyarakat.

Artinya dari target nasional sebanyak 14 juta merchant (penjual) UMKM pada tahun ini setidaknya Sumsel telah memberikan kontribusi cukup baik.

Namun, yang menjadi perhatian saat ini bagaimana caranya agar QRIS ini bukan hanya bertumbuh pesat di Kota Palembang tapi juga di seluruh kabupaten/kota di Sumsel.

Ini juga sesuai harapan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui digitalisasi.

Baca juga: Teknologi QRIS dorong inklusi keuangan

BI terus mendorong penggunaan cara bayar melalui QRIS, dari sisi merchant maupun individu karena memberikan layanan yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal.

Saat ini BI juga mendorong penggunaan QRIS di tempat ibadah sehingga dapat mempermudah masyarakat menyalurkan zakat, infaq dan sedekah.

“Penggunaan QRIS ini juga sejalan dengan upaya BI juga mendorong masyarakat untuk menggunakan transaksi pembayaran non tunai, khususnya di momen Ramadhan dan Lebaran,” kata dia.

QRIS merupakan kanal pembayaran yang telah diluncurkan pada 17 Agustus 2019. QRIS wajib diimplementasikan untuk QR pembayaran sejak 1 Januari 2020.

Sejauh ini jumlah merchant telah menyasar semua sektor di antaranya, pasar tradisional, minimarket, supermarket, masjid, gereja, pura, vihara, SPBU, pempek, instansi pemerintah, apotik, klinik, RS, dokter, hotel, pondok pesantren, universitas, sekolah, kursus, donasi dan lainnya.

Ke depan, BI juga mendorong penggunaan QRIS ini di lingkup pemerintah untuk mendorong transparansi keuangan.
Baca juga: BI: 11,4 juta UMKM tersambung QRIS