Ekonom proyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 capai 4,3 persen

id Pertumbuhan ekonomi,Pemulihan ekonomi

Ekonom proyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021  capai 4,3 persen

Pengendara melintas dengan latar belakang gedung-gedung bertingkat di kawasan Jakarta Pusat. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 akan mengalami pertumbuhan di kisaran 1,6 persen sampai 2,1 persen. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pri.

Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menurunkan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini yang sebelumnya akan mencapai 5 persen menjadi 4,3 persen.

Satria menyebutkan pertumbuhan 4,3 persen tersebut akan dicapai dengan masing-masing perkiraan per kuartal adalah terkontraksi 0,85 persen pada kuartal I, 7,82 persen kuartal II, 5,93 persen kuartal III, dan 4,57 persen kuartal IV.

“Sebagian besar karena basis basis rendah mengingat pertumbuhan riil negatif di tiga kuartal terakhir pada 2020,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

Satria menjelaskan proyeksi pertumbuhan 4,3 persen didasarkan pada beberapa asumsi meliputi pertama adalah meratakan kasus COVID-19 dan tidak ada lockdown yang diberlakukan setelah kuartal I.

Asumsi kedua adalah program vaksinasi berjalan sesuai target pemerintah dengan 46 persen dari total masyarakat Indonesia telah menerima vaksin pada akhir 2021.

Asumsi ketiga adalah kegiatan ekonomi telah membaik meskipun belum kembali normal atau mencapai kapasitas penuh.

Menurutnya, belanja pemerintah yang sebagian besar berupa dana untuk bantuan sosial akan terus mendukung konsumsi rumah tangga.

Meski demikian, Satria memperkirakan investasi masih akan berada di bawah tekanan meskipun anggaran infrastruktur meningkat pada 2021 dan adanya pelaksanaan Omnibus Law serta Sovereign Wealth Fund (SWF).

“Mengingat pertumbuhan bangunan dan konstruksi yang lemah baru-baru ini, kami lebih berhati-hati pada investasi,“ ujarnya.

Lebih lanjut, Satria juga menuturkan bahwa bank sentral masih memiliki ruang untuk memotong secara oportunistik suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen dari 3,75 persen pada tahun ini.

“Pandangan kami di sini adalah bank sentral pada 2021 masih memiliki ruang untuk memotong secara oportunistik suku bunganya,” ujarnya.