Cita rasa PGN bagi UMKM

id gas,pgn,gas bumi,umkm

Cita rasa PGN bagi UMKM

Suasana di dapur Restoran Gili Trawangan Palembang, Minggu (8/12). (ANTARA/Dolly Rosana/19)

...Pemanfaatan pipa gas PGN ini sangat menguntungkan bagi kami...
Palembang (ANTARA) - Suasana dapur Restoran Gili Trawangan di Palembang Square Mal tampak riuh, Minggu (8/12) malam. Koki dibuat sibuk menyiapkan masakan pesanan dari konsumen yang membludak pada akhir pekan.

“Ya begini kalo akhir pekan, sibuk dari pagi sampai malam. Saya saja sampai berdiri sembilan jam di dapur ini, pokoknya kerja full hari ini,” kata Nugroho, koki di restoran tersebut.

Bagi Nugroho yang sudah menekuni bidang kuliner selama belasan tahun, banyak faktor yang membuat masakan lezat sampai ke konsumen. Selain resep ‘rahasia’ dan bahan makanan berkualitas, penyajiannya juga harus dalam keadaan segar dan hangat.

Pernah suatu ketika ia menghadapi kesulitan yakni kekosongan tabung gas karena keteledoran dari salah seorang karyawannya yang tidak mengorder ke perusahaan penyedia jasa gas terkompresi (CNG).

“Biasanya dua hari atau tiga hari sekali, kami minta isi. Eh, karyawan saya kelupaan, jadi kacau hari itu,” kata dia.

Akibatnya, aktivitas di dapurnya terpaksa terhenti karena harus menunggu kedatangan petugas dari perusahaan CNG tersebut untuk mengisi tabung gas.

Dampaknya, bukan hanya kehilangan untung, citra dari restorannya pun turut tergerus karena beberapa konsumen yang kadung sudah berada di restoran memutuskan untuk mencari tempat lain.

Berlandaskan pengalaman tersebut, pemilik restoran kemudian mempertimbangkan untuk beralih menggunakan aliran gas PGN yang dapat menyuplai berapa pun kebutuhan.

Dan benar saja, belum genap satu pekan menggunakan gas bumi dari jaringan Perusahaan Gas Negara, Restoran Gili Trawangan di Palembang sudah merasakan manfaatnya.

Bukan saja aman dan efisien, penggunaan gas alam ini dipastikan lebih irit jika dibandingkan menggunakan CNG.

Rangga, superviser Restoran Gili Trawangan Palembang Square Mal mengatakan, sebelumnya setiap dua hari sekali ada petugas dari perusahaan penyalur CNG mendatangi restorannya untuk menginjeksi tabung gas.

Namun, sejak menggunakan aliran gas dari PGN ini pada 3 Desember 2019, hal tersebut tidak perlu dilakukan lagi oleh restoran masakan khas Indonesia ini.

“Berapa pun kebutuhan langsung tersedia, tanpa perlu mengorder ke perusahaan karena gas mengalir dari pipa,” kata Rangga.

Penggunaan gas ini cukup efisien layaknya memutar keran air, Rangga pun berharap penggunaannya dapat menekan biaya produksi.

Perusahaannya mengeluarkan senilai Rp16 juta per bulan untuk mengisi 15 unit tabung CNG bervolume 200 kilogram, dengan harga Rp10.000/m3.

“Ya harusnya lebih murah, jika CNG tekanannya 1,25 bar, ini pakai PGN hanya 0,5 bar,” kata dia.

Dengan kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), Restoran Gili Trawangan akan menggunakan gas bumi sejumlah 3.000 - 4.000 m3 per bulan dengan harga gas bumi PGN sebesar Rp6.400/m3, sehingga mereka bisa menekan biaya pada awal tahun 2020.


Dukung UMKM

Restoran Gili Trawangan merupakan satu dari tujuh pelanggan baru PGN area Palembang untuk sektor komersil pada tahun ini.

Selain itu ada juga Medis Central Asia dan RM Rajawali Kopitiam, kemudian dua gerai Brasserie Bakery & Resto di KM-5 dan Central Kitchen Mayor Ruslan. Lalu, Hotel Harper dan X.O. Suki-Dimsum Merbau.

Sales Area Head PGN Area Palembang Agus Muhammad Mirza mengatakan pada 2019, perusahaan gencar melebarkan sayap ke sektor UMKM dan komersil untuk memacu pertumbuhan ekonomi di daerah.

Sejauh ini gas bumi PGN sudah mendukung kebutuhan energi 233 pelaku usaha di Palembang, baik UMKM maupun sektor komersil dengan konsumsi rata-rata 50.000 meter kubik per bulan.

Jika digabungkan dengan jumlah pelanggan Rumah Tangga maka PGN Area Palembang per Oktober 2019 telah memiliki 12.336 pelanggan.

“Tahun ini ada lima gerai rumah makan, satu usaha laundry dan sat hotel yang jadi pelanggan baru kami,” kata dia.

Agus mengatakan keunggulan dalam penggunaan gas bumi dibandingkan tabung LPG yang melantari pelaku UMKM dan sektor industri menggunakan aliran gas
PGN.
 
Suasana di dapur Restoran Kopitiam Rajawali, Palembang, Senin (9/12). (ANTARA/Dolly Rosana/19)


Bukan saja tingkat keamanan yang lebih terjamin karena pipa tertanam di dalam tanah, kemudahan dalam mendapatkannya juga menjadi alasan pemilik Restoran Kopitiam Rajawali Palembang, Junaidi, beralih dari LPG ke gas bumi PGN.

Sebelumnya, Junaidi menggunakan dua unit tabung gas LPG 12 kilogram per hari.

“Setiap hari karyawan saya harus mengangkut tabung gas ke dapur, belum lagi kadang ada jedah waktu ketika menunggu kiriman agen yang belum datang, ya sedikit merepotkan,” kata dia.

Dengan beralih ke gas PGN, Junaidi mampu menekan biaya hingga 40 persen dari semula Rp10 juta per bulan kini hanya berkisar Rp5 juta.

“Pemanfaatan pipa gas PGN ini sangat menguntungkan bagi kami,” kata dia.

Sektor UMKM dikenal sebagai usaha yang bandel atau tidak rentan krisis, namun sektor ini juga sulit naik kelas karena masalah klasik berupa ketersediaan modal.

Namun, dengan adanya efisiensi biaya maka pengembangan bisnis dapat dilakukan oleh pelaku usaha ini.

Oleh karena itu, langkah yang diambil pelaku bisnis dengan beralih dari LPG ke gas bumi menjadi pilihan tepat, seperti yang disampaikan Pengamat Ekonomi asal Universitas Sriwijaya (Unsri) Isni Adriana.

Namun, PGN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga harus jemput bola karena pada umumnya UMKM minim edukasi sehingga dibutuhkan pendampingan agar mereka berani mengambil langkah yang menguntungkan bisnisnya.

“UMKM itu perlu didorong dan perlu dibantu biar mereka naik kelas. Sehingga harus ada peran dan campur tangan dari pemerintah untuk membantu mereka,” kata Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unsri ini.


Sub Holding Gas

PGN mulai menyalurkan gas bumi di wilayah Palembang semenjak tahun 1998 dengan porsi jumlah pelanggan saat ini sebanyak 91 pelanggan komersial industri.

BUMN yang sudah menjadi sub holding gas sejak tahun 2018 ini berharap akan lebih banyak lagi pelaku UMKM di Palembang yang menggunakan gas bumi.

Sebab PGN telah berkomitmen untuk meneruskan energi baik gas bumi ke pelanggan, terutama UMKM yang dianggap sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan.
 
Petugas PGN memeriksa instalasi pelanggan baru sektor komersil di Brasserie Bakery & Resto, Palembang. (ANTARA/HO/19)


Dukungan ini bakal semakin nyata setelah PGN menjalankan peran barunya sebagai sub holding gas yang terintegrasi dengan Pertagas sejak April 2019.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menyampaikan sebagai sub holding gas, PGN akan mengelola rantai bisnis midstream dan downstream secara terintegrasi.

Rantai bisnis itu meliputi optimasi pasokan, infrastruktur, serta pengelolaan pasar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, penyaluran gas bumi akan semakin andal dengan harga yang kompetitif.

Selain itu, dengan menjadi sub holding maka sama saja dengan memperhatikan keberlangsungan usaha penyediaan gas bumi itu sendiri.

"PGN sebagai pionir pemanfaatan gas bumi nasional, terus melakukan insiatif dan terobosan untuk memperluas pemanfaatan gas bumi ke berbagai segmen dengan membangun infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan domestik,” kata Gigih.

Sebagai sub holding gas, saat ini PGN mengelola sekitar kurang lebih 3 billion cubic feet per day (BCFD) atau miliar kaki kubik perhari.

Nilai ini setara dengan 98 persen pangsa pasar bisnis transmisi gas. Sementara itu, gas yang dikelola baru 25 persen dari total pangsa pasar pemanfaatan gas domestik.

Berdasarkan data SKK Migas, pemanfaatan gas domestik di Indonesia pada 2018 mencapai 60 persen dari produksi gas nasional.

Namun, dengan menguasai dan mengoperasikan 96 persen dari total infrastruktur gas di Indonesia, PGN baru memenuhi 20 persen.

Gigih mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan 80 persen pasar tersebut, diperlukan inisiatif dan sinergi baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun badan usaha, termasuk seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap pemanfaatan gas bumi.

“Pembangunan infrastruktur yang masif dan menjangkau seluruh wilayah di Indonesia menjadi pekerjaan rumah bersama demi mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata dia.

Semoga cita-cita PGN ini betul-betul menjadi cita rasa bagi UMKM di Tanah Air.