2.188 balita di Sumatera Selatan terkena infeksi saluran pernapasan

id balita,kabut,kabut asap,karhutla,kebakaran hutan,kebakaran lahan

2.188 balita di Sumatera Selatan  terkena infeksi saluran pernapasan

Sejumlah siswa SMKN 2 Palembang, Sumatera Selatan memasang masker yang dibagikan Dinas Kesehatan setempat saat sosialisasi bahaya kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (12/9/2019). Pemprov Sumsel dan melakukan sosialisasi dan pembagian 3.000 masker untuk pelajar. (ANTARA FOTO/Mushaful Imam/wpa/pd.)

Palembang (ANTARA) - Sebanyak 2.188 balita di Sumatera Selatan terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap yang merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak beberapa bulan terakhir.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas kesehatan Sumsel Mulyono di Palembang, Sabtu, mengatakan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Selatan telah menyebabkan kabut asap yang pekat.

“Hal ini tentunya berdampak pada meningkatnya jumlah penderita ISPA, khususnya bagi balita,” kata dia.



Ia mengatakan tingginya penderita ISPA pada balita karena gizi yang diterima pada balita digunakan untuk imunitas dan pertumbuhan, sehingga ketahanan tubuh yang dimiliki lebih rendah dibandingkan orang dewasa yang gizinya hanya digunakan untuk imunitas.

"Hal itu membuat balita lebih rentan terkena ISPA. Selain faktor lingkungan, faktor udara yang tak sehat juga bisa menjadi penyebabnya," kata dia.

Mulyono mengatakan Dinkes Sumsel telah menerbitkan surat edaran kepada seluruh kabupaten/kota yang terdampak kabut asap agar melakukan antisipasi pencegahan ISPA selama musim kemarau.

Edaran itu, kata dia, meminta seluruh Dinas Kesehatan untuk menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan seperti Posko Kesehatan Desa (Poskesdes), Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas, dan rumah sakit.



"Bila terjadi peningkatan kasus ISPA, pneumonia, konjutivitis, diare, dan lainnya agar dilakukan surveilans kesehatan di daerah tersebut dan melakukan langkah pengendalian dengan cermat," kata dia.

Sementara itu, data Dinkes mencatat sebanyak 2.188 balita terkena ISPA dari minggu keempat Agustus hingga 2 September 2019, akibat kualitas udara yang kian memburuk. Palembang menjadi kota tertinggi dengan penderita ISPA mencapai 276 balita untuk usia di bawah satu tahun. Kemudian di usia satu sampai lima tahun, mencapai 819 balita.

Kemudian, Kabupaten Ogan Ilir juga memiliki penderita ISPA pada balita terbanyak kedua dengan total penderita mencapai 483 balita. Lalu. Kabupaten Musi Banyuasin dengan jumlah 375 balita.