Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Utang luar negeri Indonesia naik 6,9 persen secara tahun ke tahun pada akhir triwulan IV 2018 menjadi 376,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp5312 triliun (asumsi kurs Rp14.100/dolar AS), menurut Statistik Bank Indonesia di Jakarta, Jumat.
"Secara tahunan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV 2018 tumbuh 6,9 persen (year on year/yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan akhir triwulan III 2018 sebesar 4,2 persen (yoy) yang peningkatannya bersumber dari pertumbuhan ULN pemerintah maupun ULN swasta," tulis Bank Indonesia dalam Statistik Utang Luar Negeri Indonesia per akhir triwulan IV 2018.
ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 186,2 miliar dolar AS serta utang swasta termasuk BUMN sebesar 190,6 miliar dolar AS. Jika dibandingkan triwulan III 2018, jumlah utang luar negeri itu naik 17,7 miliar dolar AS.
Utang luar negeri pemerintah yang pada akhir triwulan IV 2018 naik 7,1 miliar dolar AS dibandingkan triwulan III 2018, menurut BI, karena kenaikan arus masuk dana investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik sejalan dengan perekonomian domestik yang kondusif dan imbal hasil yang tetap menarik. Aliran dana asing ke Indonesia itu ditambah faktor sedikit meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
Di samping itu, peningkatan pinjaman itu juga karena penerbitan SBN valuta asing untuk pendanaan awal (pre-funding) instrumen fiskal pemerintah tahun 2019. Jika dilihat dari tahun ke tahun, ULN pemerintah pada akhir triwulan IV 2018 tumbuh 3,3 persen (yoy).
Adapun jumlah utang luar negeri swasta pada akhir triwulan IV 2018 naik 10,6 miliar dolar AS dibandingkan dengan triwulan III 2018. Jika dibandingkan akhir triwulan IV 2018, ULN swasta naik 10,9 persen (yoy).
Menurut Bank Sentral, peningkatan tersebut utamanya karena banyaknya investor asing yang membeli kepemilikan surat utang korporasi.
"ULN swasta sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian," ujar BI.
BI memandang struktur utang luar negeri cukup terkendali. Hal itu, antara lain, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Desember 2018 yaitu sebesar 36 persen. Rasio tersebut, diklaim BI, masih berada di kisaran rata-rata negara dengan kapasitas ekonomi setara Indonesia (peers).
Pertimbangan BI menyebut ULN terkendali juga karena struktur ULN didominasi ULN berjangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN.
"Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," kata BI.
Berita Terkait
Balita perempuan hanyut saat ikut ayahnya mancing di sungai
Senin, 18 Maret 2024 0:30 Wib
Sebelum diringkus pengedar narkoba tabrak mobil polisi, seorang polisi patah tangan
Sabtu, 16 Maret 2024 10:22 Wib
Sungai kian dangkal buaya di Babel terancam dan mengancam
Jumat, 15 Maret 2024 11:27 Wib
Pj Bupati Muba antarkan santunan BPJS Ketenagakerjaan untuk ahli waris Sekdes Sungai Batang
Kamis, 14 Maret 2024 12:41 Wib
Tim gabungan seberangkan seorang ibu hamil lintasi sungai deras
Rabu, 13 Maret 2024 13:24 Wib
Dermaga Plaza 7 Ulu Palembang mulai dioperasikan
Selasa, 5 Maret 2024 19:45 Wib
Mayat Enggi ditemukan setelah tiga hari terbawa arus Sungai Way Galih
Selasa, 5 Maret 2024 15:15 Wib
DPRD Palembang minta Pemkot keruk aliran sungai untuk atasi banjir
Selasa, 5 Maret 2024 15:13 Wib