Perusahaan finansial 'Tanamduit' bidik investor ritel Palembang

id grafik,Muhammad Hanif,tanam duit,PT Star Mercato Capitale,investor ritel,SBR004 ,perusahaan teknologi finansial,aplikasi fintech

Perusahaan finansial  'Tanamduit'  bidik investor ritel Palembang

Direktur Pengembangan Tanamduit Muhammad Hanif. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyud/Ang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Perusahaan teknologi finansial (fintech) Tanamduit membidik investor ritel di Palembang dengan penjualan produk Surat Utang Negara SBR004.

Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif di Palembang, Kamis, mengatakan, sejauh ini aplikasi fintech Tanam duit, mencatat telah menyalurkan savings bond ritel seri SBR004 kepada 400 investor ritel di Tanah Air sejak surat utang negara itu dapat dipesan pada 20 Agustus 2018.

"Saat ini kami sudah menjual SBR004 sebanyak Rp10 miliar kepada 400 investor ritel dan jumlahnya masih akan bertambah hingga batas penawaran sampai 13 September 2018," kata dia.

Apalagi, kata Hanif, berbagai kemudahan telah diberikan pemerintah agar masyarakat tertarik berinvestasi di instrumen tersebut. Salah satunya nilai pemesanan minimal hanya Rp1 juta, serta terdapat fasilitas "early redemption".

Ia mengatakan tantangan menjual SBR adalah pengetahuan masyakarat yang masih terbatas terkait investasi di surat berharga.

Oleh karena itu aplikasi yang dikembangkan oleh PT Star Mercato Capitale tersebut gencar melakukan sosialiasi dan edukasi kepada calon investor ritel.

Hanif menjelaskan pemerintah menerbitkan SBR004 dengan kuota hingga Rp6 triliun dan saat ini realisasinya telah mencapai Rp4,8 triliun.

Adapun pemerintah telah menetapkan 11 mitra distribusi baik perbankan maupun perusahaan fintech.

Selain Tanamduit, adapula Investree dan Modalku yang menawarkan instrumen pembayaran negara ke masyarakat.

Sementara perbankan yakni Bank Permata, Bank BNI, Bank BTN, Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank BRI serta perusahaan sekuritas Trimegah dan adapula Bareksa.

SBR memiliki kupon yang mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) sebesar 8,05 persen dan mengacu pada bunga acoan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate.

Dalam situs resmi Kementerian Keuangan dijelaskan kupon mengambang berarti besarannya akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Days Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali.

Sementara kupon minimal artinya tingkat kupon pertama yang ditetapkan akan menjadi kupon minimal yang berlaku sampai dengan jatuh tempo.