FSGI: Berpikir kritis kunci siswa hadapi radikalisme

id siswa,anak sekolah,Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia,Heru Purnomo,radikalisme,dicekoki,guru profesional,teroris,terorisme

FSGI: Berpikir kritis kunci siswa hadapi radikalisme

Arsip- Sejumlah siswa berbaris dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/Ang)

Jakarta (ANTARA News Sumsel)- Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengatakan keterampilan berpikir kritis merupakan kunci siswa untuk menghadapi radikalisme.

"Keterampilan berpikir kritis merupakan kunci agar siswa tidak bisa lagi dicekoki oleh pemahaman intoleran dan radikal," kata Heru di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, lanjut dia, sudah waktunya para guru menghadirkan pembelajaran kritis. Jika guru profesional dan berpikir kritis, pembelajaran akan menjadi menarik, dialogis, dinamis, dan argumentatif.

Guru, lanjut dia, harus meninggalkan pembelajaran satu arah. Suasana pembelajaran yang menarik harus mengedepankan argumen ketimbang sentimen, mengutamakan fakta ketimbang kabar bohong, dan tidak langsung menerima satu pendapat serta tentu terbiasa dengan adu argumentasi yang berbasis literasi.

"Selain itu, guru jangan lagi membawa pandangan politik pribadi ke depan siswa di kelas. Guru harus mampu memisahkan kepentingan pedagogis dengan preferensi politis dan ideologisnya," katanya.

Apalagi, jika berhadapan dengan siswa di jenjang SMA/MA/SMK yang umumnya sudah punya hak pilih.

Menurut dia, siswa harus berani mengkritisi jika ada guru yang melakukan praktik tersebut di depan kelas.

"Kepala sekolah harus punya pemetaan politik dan ideologis masing-masing guru. Selain itu, juga melakukan kroscek kepada siswa bagaimana guru mengajar. Ini sebenarnya sudah tugas pokok kepala sekolah melakukan pemantauan, penilaian, dan evaluasi terhadap pembelajaran dan aktivitas pedagogis guru," katanya.

Para orang tua juga harus berperan aktif dalam mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan gawai dan selama berinteraksi dengan internet.

FSGI mendorong Kemdikbud untuk membuat semacam "model pembelajaran" yang bermuatan pencegahan terhadap intoleransi, radikalisme, dan terorisme di setiap jenjang pendidikan.