Keluarga korban Sodong harapkan kedamaian

id keluarga sodong, mesuji

Keluarga korban Sodong harapkan kedamaian

Dzikir bersama mengenang korban yang meninggal akibat bentrok antara warga Sungai Sodong dengan petugas pengamanan (satpam) perusahaan perkebunan PT Sumber Wangi Alam (SWA), pada 21 April 2011. (FOTO ANTARA/Ujang Idrus/12)

Palembang, (ANTARA News) - Desa Sungai Sodong merupakan wilayah yang terletak di perbatasan dengan Provinsi Lampung merupakan daerah yang sejuk dengan iklim yang subur.

Desa yang rata-arata penduduknya bertani dan nelayan itu selama ini terkenal cukup rukun dan suka bergotong royong dalam menyelesaikan segala kegiatan sehari-hari.

Namun, sejak terjadinya kisruh antara warga Desa Sungai Sodong dengan perusahaan perkebunan pada 21 April 2011 membuat desa yang damai tersebut semakin dikenal masyarakat nasional.

Kejadian tersebut membuat pikiran banyak pihak seakan-akan kehidupan di Desa Sodong keras, padahal itu tidak sama sekali.

Untuk menuju Desa Sungai Sodong selain menggunakan mobil pribadi dan perkebunan juga melalui transportasi sungai yang membelah antara Kecamatan Mesjui Sumsel dan Kabupaten Mesuji Lampung.

Khusus melalui angkutan darat dari jalan lintas Sumatera menuju lokasi menempuh perjalanan lebih kurang dua jam karena hampir semua jalan tersebut masih tanah.

Sementara bila dari Palembang, Sumsel untuk menuju Desa Sungai Sodong akan memakan waktu antara enam hingga delapan jam dengan menggunakan kendaraan mobil.

Menurut Sichan Syafei salah seorang warga dan pemuka masyarakat, Desa Sungai Sodong sebelumnya sebagai tempat peristirahatan pimpinan waktu dulu karena kondisi iklimnya nyaman.

Bukan itu saja tetapi Kecamatan Mesuji juga dikenal sebagai tempat peristirahatan warga karena di sekitar tersebut terdapat sungai sebagai salah satu sumber kehidupan penduduk.

Oleh karena itu Desa Sungai Sodong merupakan desa yang nyaman dan aman, walaupun wilayahnya agak jauh dari jalan raya yang sekarang ini dilalui berbagai kendaraan menuju Jakarta dan Palembang.

H Ahmad Tutul salah seorang ayah korban (alm Indra Syafei) juga membenarkan, bahwa Desa Sungai Sodong merupakan desa yang penduduknya masih cukup kompak dan selalu menjaga hubungan silaturahim.

Hubungan baik sesama warga selalu terjaga sehingga kenyamanan selalu tercipta yang diharapkan itu selamanya dapat dijaga bersama, ujar dia.

Ketika ditanya tentang hubungan antara warga dengan karyawan perkebunan, dia mengatakan, selama ini cukup baik dan tidak ada permasalahan.

Namun, ujar dia, kenyamanan itu sebenarnya sangat tergantung dengan manajemen perusahaan dalam menjaga hubungan antar warga dengan pihak perusahaan.

Selama ini antara perusahaan perkebunan tidak ada gejolak dengan warga, memang beberapa bulan lalu ada kisruh antara warga dengan pihak perusahaan perkebunan.

Kisruh tersebut dipicu karena permasalahan lahan antara warga dan perusahaan, ujar dia.

Oleh karena itu pihaknya melaksanakan doa dan dzikir bersama yang diharapkan kejadian yang terjadi pada 21 April lalu tidak terulang lagi.

Desa Sodong pada 21 April 2011 terjadi keributan antara warga dengan pihak perusahaan perkebunan Kelapa Sawit PT Sumber Wangi Alam yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia yang dua diantaranya penduduk setempat dan lima dari perusahaan.

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, Anwar Sadat membenarkan, memang kehidupan warga Desa Sungai Sodong selama ini aman dan nyaman.

Bila dilihat ternyata masyarakat Desa Sungai Sodong kebanyakan perkawinannya antar keluarga sehingga kekompakan selalu terjaga karena memiliki hubungan emosional yang sama, ujar dia lagi.

Itu merupakan salah satu sebab penduduknya selalu kompak dan rutin menjalin hubungan silaturahim, kata pula.

Namun, kenyamanan itu perlu terus dibina termasuk dengan pihak perkebunan yang ada di daerah itu.

Menurut dia lagi, supaya tidak terjadi keributan lagi agar pihak terkait harus segera menuntaskan lahan yang bermasalah termasuk di Desa Sungai Sodong ini.

Memang, lanjut dia, sekarang ini banyak lahan yang sedang bersengketa dan bukan saja di Desa Sungai Sodong dan pihaknya akan melaksanakan pertemuan dengan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin untuk membicarakan dan menyelesaikan lahan sedang bersengketa termasuk dengan perkebunan.

Hal yang sama juga dikatakan Camat Mesuji, M Denin saat berbicara dalam acara doa dan dzikir bersama yang dikoordinir Walhi Sumsel lalu bahwa masyarakat di daerahnya cukup kompak termasuk di Desa Sungai Sodong.

Pekerjaan ringan dan berat selalu "dipikul" bersama sehingga hubungan yang baik selama ini semakin terjaga, ujar dia.

Melalui doa dan dzikir bersama ini diharapkan hubungan dan kedamaian selama ini semakin terjaga dan penduduknya selalu damai, kata dia.

Sebelumnya masyarakat asal Desa Sungai Sodong, Unggul mengatakan, keluarganya merupakan ikatan besar bahkan ada saudaranya tempat tinggalnya sekarang ini sudah terpencar di desa tetangga yang bersebelahan dengan di Desa Sungai Sodong.

Jadi wajar bila hubungan kekeluargaan selalu terjalin termasuk dengan desa tetangga di Sungai Sodong, kata dia beberapa waktu lalu.

Kapolsek Mesuji, AKP Dwi Handoko juga mengatakan, pihaknya rutin melaksakan hubungan silaturahim dengan seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kekompakan.

Oleh karena itu melalui doa dan dzikir bersama yang dilaksanakan tersebut diharapkan kedepannya hubungan akan semakin baik lagi, ujar dia pula.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sabaruddin Ginting sebelumnya mengatakan, Desa Sungai Sodong aktivitas kehidupannya cukup baik dan tidak ada permasalahan lagi.

Sejak terjadi keributan lalu masyarakatnya sudah menjalankan aktivitas seperti biasa serta berjalan normal, kata dia.

Mengenai permasalahan kisruh mengakibatkan tujuh korban meninggal dunia di Desa Sungai Sodong lalu, pihaknya telah melakukan proses hukum yang berlaku dan sekarang telah ditetapkan lima tersangka.

Wakil Gubernur Sumsel, H Eddy Yusuf saat pertemuan dengan Walhi lalu juga mengatakan akan menyelesaikan kasus tanah yang sedang bersengketa termasuk di Desa Sungai Sodong.

Penyelesaian sengketa lahan tersebut supaya permasalahan yang bisa memicu konflik diharapkan tidak akan terjadi, ujar dia. (ANT-U005)