Mesuji, (ANTARA News) - Warga Desa Sungai Sodong, Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, meminta perlindungan keamanan dari pemerintah.
"Pascakedatangan tim gabungan pencari fakta (TGPF) justru suasana desa
semakin mencekam, karena aparat terus-terusan mencari kesalahan kami,
sampai sekarang sudah ada tujuh warga yang menjadi DPO," kata Ican
perwakilan warga desa, di Sodong, Jumat.
Menurut dia,
perusahaan saat ini memperbanyak anggota pamswakarsa, belakangan
berkeliling di perkambungan mereka dan berupaya menyulut
emosi.
"Kami merasa tertekan dengan kondisi ini, belum
lagi aparat yang mencari-cari kesalahan kami untuk dijadikan DPO (daftar
pencarian orang), makanya pemuda-pemuda di sini sekarang tidak mau
menghadiri pertemuan apa pun," ujarnya.
Sementara
pertumbuhan ekonomi di kampung ini cenderung semakin melemah, karena
semua lahan diklaim oleh perusahaan PT SWA dan warga tidak dilibatkan
mengelola lahan tersebut.
Selain itu, Desa Sodong juga
tidak tersentuh pembangunan infrastruktur pemerintah, kondisi desa di
sana tidak lebih baik dari kondisi desa-desa tetangga.
Sementara itu, Ketua Departemen Serikat Tani Indonesia Achmad Yakub
menekankan TGPF mendalami ekses kasus yang saat ini tengah ditangani tim
tersebut, yakni dengan cara
rehabilitasi masyarakat dan pegawai perusahaan.
"Jika
pendekatannya secara hukum, justru ibarat api dalam sekam, hanya akan
menimbulkan dendam yang semakin mendalam antara warga dan perusahaan,"
ucapnya, menegaskan.
Selain itu, PT SWA tidak lagi menambah pamswakarsa yang ditugaskan hanya untuk menakut-nakuti rakyat.
"Kami tekankan juga BPN, gubernur dan bupati segera merekomendasikan
HGU PT SWA yang diniali warga ada tumpang tindih," tukasnya.
Terakhir, pihaknya menuntut agar pemerintah memperhatikan infrastruktur
dan perhatian sosial di Desa Sodong, agar perekonomian di sana bisa
membaik.
PT SWA mengklaim lahan perkebunannya seluas 3.200, padahal menurut warga dari luasan
itu, 1.700 hektarenya merupakan tanah adat.
Sementara
terkait gambar yang terdokumentasi dalam video hingga beredar di
internet, warga mengatakan orang yang berada dalam video itu bukan warga
Desa Sodong.
Namun, warga membenarkan di sana telah
terjadi pembantaian yang menimbulkan 2 orang korban jiwa mati dalam
kondisi mengenaskan, yakni leher nyaris putus dan satu lagi mati dalam
kondisi brondongan peluru.
Peristiwa itu terjadi sekitar
bulan April 2011 lalu, yang menurut pengakuan warga Kunci Macan korban
mendapati pihak perusahaan mengambil hasil panen, padahal sebelumnya
telah terjadi kesepatakan antara warga dan perusahaan mengambil hasil
panen pada bulan tertentu.
Korban menegur orang perusahaan, namun justru menurut warga
Kunci Macan mendapat perlakuan yang tidak manusiawi.(ANT-EM*T013)
Berita Terkait
Polres OKI tangkap tiga pelaku begal sopir truk melintasi Mesuji
Kamis, 2 Mei 2024 12:36 Wib
Aparat Polda Sumsel buru pemilik gudang penampung solar subsidi di OKU Timur
Selasa, 29 November 2022 13:55 Wib
Polisi tangkap tersangka penjualan solar bersubsidi ilegal di OKU Timur
Selasa, 29 November 2022 13:44 Wib
Tiga orang meninggal dunia dalam kecelakan di Kabupaten Mesuji
Sabtu, 5 Februari 2022 16:16 Wib
Pengirim 15 kg sabu-sabu ditangkap di Mesuji terancam dihukum mati
Selasa, 1 Februari 2022 7:58 Wib
Polri gagalkan pengiriman 15 kg sabu di JTTS Simpang Pematang Mesuji
Minggu, 30 Januari 2022 13:38 Wib
Harga kelapa sawit di Mesuji turun tipis
Sabtu, 26 Juni 2021 22:37 Wib
Dua hari setelah Lebaran Jalan Tol Trans Sumatera sepi kendaraan
Sabtu, 15 Mei 2021 11:29 Wib