Tabanan (Antarasumsel.com) - Kegiatan ritual "Pujawali" di Pura Luhur Tanah Lot, Kediri, Kabupaten Tabanan, yang dihadiri ribuan umat dari berbagai daerah di Bali, selama empat hari (19-22 April 2017), menambah daya tarik objek wisata tersebut.
"Ribuan umat yang melakukan persembahyangan secara bergantian di pura kuno peninggalan abad XVI yang lokasinya menjorok ke laut itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara," kata Manajer Operasional Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot, Toya Adnyana, diTabanan, Kamis.
Ia mengatakan, antrean umat untuk melaksanakan persembahyangan itu terjadi sejak pagi hingga malam hari, sehinggga iring-iringan umat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan wisata Tanah Lot.
"Tidak jarang, wisatawan juga mengabadikan momentum, terutama menjelang sore hari, karena kunjungan wisatawan semakin bertambah. Mereka ikut berbaur di bibir pantai bersama umat," ujar Toya Adnyana.
Ia menjelaskan ritual "piodalan" itu menambah daya tarik objek wisata itu, karena banyak pelancong menunggu momentum ritual itu, bahkan mereka rela menunggu seharian untuk dapat mengabadikan kegiatan yang tidak bisa ditemukan di negaranya.
Wisatawan sangat antusias menyaksikan prosesi keagamaan di DTW Tanah Lot. Umat Hindu yang datang dari berbagai daerah di Bali umumnya tiba antara pukul 05.00 - 07.00 Wita, karena saat itu air laut sedang surut.
Puncak kegiatan ritual tersebut dilaksanakan pada Rabu (19/4) sejak 01.00 Wita dinihari sampai 23.00 Wita dengan dipimpin Pemangku Gede Pura tersebut Mangku Semudra.
Objek wisata Tanah Lot berupa sebuah pura kuno yang lokasinya "bertengger" di atas batu karang Pantai Beraban itu menjadi objek wisata andalan Kabupaten Tabanan.
Objek wisata tersebut selama tahun 2016 mendapat kunjungan sebanyak 3.371.928 wisatawan yang terdiri atas wisatawan mancanegara sejumlah 1.720.490 orang (52 persen) dan wisatawan nusantara sebesar 1.651.438 orang (49 persen).
Jika dibandingkan dengan kunjungan tahun sebelumnya, jumlah itu mengalami peningkatan yang signifikan, karena selama tahun 2015 hanya tercatat 3.179.616 orang.
"Tempat suci umat Hindu, sekaligus objek wisata andalan itu, selama ini memang menyimpan misteri dan keunikan yang membuat pelancong 'wajib' mengunjunginya," katanya.
Berita Terkait
Curah hujan masih tinggi, warga OKU Selatan diingatkan waspada bencana longsor
Rabu, 1 Mei 2024 19:13 Wib
Jamaah haji OKU tergabung Kloter 12 Embarkasi Palembang
Rabu, 1 Mei 2024 19:12 Wib
BPBD OKU minta masyarakat waspada banjir dan tanah longsor
Senin, 29 April 2024 21:00 Wib
BPBD OKU Selatan kerahkan alat berat bersihkan material longsor
Minggu, 28 April 2024 19:30 Wib
Kemenag Sumsel gelar senam haji Indonesia
Minggu, 28 April 2024 19:04 Wib
Pembangunan penahan tanah bantaran Jembatan Sungai Enim segera dilanjutkan
Kamis, 25 April 2024 15:46 Wib
AHY ungkap penyebab 2.086 hektare tanah IKN masih bermasalah
Selasa, 16 April 2024 14:45 Wib
BPN OKU distribusikan 95 persil sertifikat redistribusi tanah
Senin, 8 April 2024 16:05 Wib