Jakarta (ANTARA Sumsel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 43 poin menjadi Rp13.258, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.215 per dolar AS.
"Rupiah masih mencari momentum pembalikan arah serta menyesuaikan dengan kondisi sentimen yang ada. Minimnya sentimen dari dalam negeri membuat rupiah lebih rentan terhadap sentimen yang datang dari global," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa sentimen global mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) yang belum memberikan kepastian waktu membuat mata uang berisiko cenderung bergerak di area negatif.
"Pelaku pasar cendeung melakukan 'short time' dan lebih memilih untuk keluar dari aset mata uang berisiko," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang mengalami koreksi pada awal pekan ini (29/8) turut memberi sentimen negatif bagi mata uang komoditas seperti rupiah.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,24 persen menjadi 47,05 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,14 persen menjadi 49,35 dolar AS per barel.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa ketidakpastian di pasar global berpeluang bertahan hingga rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September 2016 nanti.
"Kondisi itu membuka peluang bagi dolar AS untuk bergerak menguat terhadap kurs Asia hari ini (29/8)," tuturnya.
Berita Terkait
Rupiah melemah di tengah disinflasi stagnan di AS
Senin, 29 April 2024 9:39 Wib
Rafael nilai kemenangan dari Korsel U-23 sebagai kinerja tim
Jumat, 26 April 2024 10:31 Wib
Rupiah melemah seiring rilis data PDB AS lebih rendah
Jumat, 26 April 2024 10:21 Wib
Rupiah bergerak stabil seiring pasarrespons positif kenaikan BI-Rate
Kamis, 25 April 2024 9:49 Wib
Rupiah berpeluang melemah dipengaruhi konflik di Timur Tengah
Senin, 22 April 2024 9:46 Wib
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
Rupiah diperkirakan bergerak sideways jelang libur Lebaran
Jumat, 5 April 2024 12:26 Wib
Rupiah merosot dipengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi AS
Rabu, 3 April 2024 10:51 Wib